Uji Turbin PLTA Diduga Sebabkan Ribuan Ikan Jala Apung di Awang Bangkal Mati

Subki (26) penjaga jala apung di Desa. Awang Bangkal Timur saat menyortir bangkai ikan, Rabu (13/12/2023) sore. (Sumber: Mada Al Madani)

MARTAPURA, klikkalsel.com – Diduga uji coba turbin pembangkit listrik tenaga air (PLTA) I.R P.M Noor mengakibatkan oksigen air menurun hingga 0,9 menjadi penyebab ribuan ikan jala apung di Desa Awang Bangkal Timur dan Awang Bangkal Barat mati, Kamis (14/12/2023).

Kepala Seksi (Kasi) Pengelolaan Pembudidayaan, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Banjar, Aprian Mindar Waspodo, mengatakan, kejadian tersebut diketahui pihaknya sejak, Sabtu (9/12/2023) lalu.

“Kami telah mengambil sampel air di sana, untuk PH air diangka 6 masih dalam batas aman. Namun oksigen 0,9 bahkan tidak sampai angka satu,” ucapnya.

Penurunan oksigen atau DO tersebut menurut DKPP diperkirakan berasal dari uji coba turbin PLTA P.M Noor pada 28 November lalu.

“Karena uji coba tersebut, debit air menurun sehingga menyebabkan oksigen menurun juga,” bebernya.

Dalam kejadian tersebut, Aprian tidak bisa memastikan berapa banyak jumlah ikan yang mati. Namun dari data pihaknya ribuan ikan yang mati tersebut kisaran umur 6 bulan.

“Ini kisaran umur enam bulan yang mati. Sayang padahal dua bulan lagi panen, namun untuk bibit yang masih kecil aman tidak ada yang mati,” jelasnya.

Selain itu, DKPP Banjar juga mengatakan, jenis ikan yang mati beragam, dari nila, bawal, grasscarp hingga ikan mas.

Baca Juga : Pria Paruh Baya di Mabuun Tewas Gantung Diri di Rumah Bedakan

Baca Juga : Sebanyak 90 Warung Remang-remang dan Bangunan Liar di Banjarbaru Dikirim SP3, Bandel Bongkar

Dalam mengantisipasi terjadinya fenomena matinya ribuan ikan di awang bangkal, Apriani menjelaskan pihaknya telah menyebarkan informasi tersebut sejak akhir bulan November lalu.

“Kami telah menyebarkan informasi ini melalui media sosial kami dan lewat pengumuman di radio. Juga kami menyuruh para penyuluh kami untuk menginformasikan kepada petani jala apung yang mereka bina” tuturnya.

Dari pantauan klikkalsel.com di lapangan pada, Rabu (13/12/2023) kemarin, nampak para petani ikan di Desa Awang Bangkal Timur dan Desa Awang Bangkal Barat sibuk menyortir ikan yang mati dari jala mereka.

Subki (26) salah seorang petani ikan mengaku dari 6 keramba apung yang dijaganya tidak ada yang lepas dari musibah tersebut.

“Namun dua jala yang paling parah, hampir seluruh ikan mati,” ucapnya sambil memilah ikan nila yang mati.

Ia mengatakan, kejadian tersebut diketahuinya pada saat malam hari ketika mengecek jala yang dijaganya.

“Kerugian kita hitung per-jala mencapai Rp50 juta rupiah bahkan lebih,” pungkasnya. (Mada Al Madani)

Editor: Abadi