TWKM ke 31, Angkat Isu Save Meratus

BANJARMASIN, klikkalsel.com- Ratusan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) dari berbagai Universitas di seluruh Indonesia berkumpul di Kota Banjarmasin untuk mengikuti kegiatan Temu Wicara Kenal Medan (TWKM) ke-31 yang dilaksanakan oleh Mapala Meratus Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin.

Kegiatan TWKM ke-31 ini dilaksanakan dari Senin 21-27 Oktober 2019 bertempat disejumlah daerah yakni Temu Wicara (TW) difokuskan di Kiram Park, Kabupaten Banjar.

Baca Juga : Peserta TWKM Asal Papua, Delapan Jam Perjalanan Menuju Banjarmasin

Sedangkan untuk Kenal Medan (KM) yang dibagi menjadi empat tempat yakni Gunung Hutan di Puncak Halau Halau, Kabupaten HST. Rock Climbing (RC) di Batu Laki, Kabupaten Tapin, Susur Goa di Nateh, HST dan Lingkungan Hidup (LH) di Barito Kuala (Batola).

Acara pembukaan yang dilaksanakan di Kampus UIN Antasari Banjarmasin, Jalan A Yani, KM 5, tersebut dihadiri Sekretaris Badan Pengembangan SDM Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Sudayatna, Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Nur Hidayati, dan Walikota Banjarmasin, H Ibnu Sina, serta seluruh peserta TWKM.

Dalam sambutannya, Sudayatna menyampaikan, Berbagai aktivitas yang dilaksanakan Mapala sebagian besar berupa kegiatan peduli lingkungan terhadap bersih gunung, pantai dan perkotaan.

“Dengan kegiatan-kegiatan tersebut kolaborasi antara Mapala dan KLHK, akses hubungan antara kedepannya bisa lebih baik,” ucapnya.

Baca Juga : Mahasiswa Harus Menyuarakan Lantang Menolak Pertambangan di Pegunungan Meratus

Mapala se Indonesia juga turut memperjuangkan apirasi melalui kritik membangun dari aksi demo yang disampaikan ke KLHK, mampu turut mendorong pemerintah wajib menangani kasus itu.

“Ibu Menteri juga sangat bangga akan kritik masukan yang sampaikan Mapala. Dari sana KLHK sangat mendukung kegiatan Mapala,” ujarnya.

Menurutnya, KLHK menganggap Mapala merupakan salah satu generasi penerus akademisi praktisi dan aktivitas lingkungan hidup. Ia juga berharap agar Mapala bisa ikut berperan saat Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045.

“Pak Jokowi juga Mapala, jadi Mapala harus aktif sewaktu Mahasiswa maupun terjun dunia kerja bisa melestarikan lingkungan,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Pelaksana TWKM 31, Muhammad Ariffin mengatakan lewat kegiatan TWKM ini Mapala se Indonesia bisa turut mengkampanyekan gerakan Save Meratus, agar bisa menjadi isu Nasional.

Ia pun berharap dari kegiatan ini surat dari Menteri ESDM terkait izin pertambangan Pergunungan Meratus, Hulu Sungai Tengah (HST) bisa tercabut.
“Dari 72 perguruan tinggi bersama sama kampenyekan #savemeratus bisa jadi isu nasional,” pungkasnya.(fachrul)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan