Turunkan Stunting Jadi 18 Persen, Gubernur Kalsel Diganjar Penghargaan Satyalancana Wira Karya dari Presiden

Wapres RI Ma'ruf Amin menyelamatkan penghargaan Penghargaan Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan dan Satyalancana Wira Karya kepada Paman Birin.

BANYUASIN, klikkalsel.com – Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mendapat Penghargaan Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan dan Satyalancana Wira Karya dari Presiden RI. Penghargaan Bidang Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana itu hanya diraih tiga gubernur se-Indonesia

Selain Gubernur Kalsel, Gubernur Jawa Tengah dan Gubernur Sumatera Selatan menerima penghargaan yang sama.

Wakil Presiden (Wapres) RI, KH Ma’ruf Amin secara langsung menyematkan penghargaan tersebut kepada Paman Birin, sapaan akrab gubernur Kalsel atas keberhasilan dalam percepatan penurunan stunting. Paman Birin dinyatakan berhasil melakukan percepatan penurunan stunting sejak 2018 pada angka 33,1 persen menjadi 18 persen di tahun 2023.

Pemberian penghargaan itu berlangsung di tengah peringatan Hari Keluarga Nasional ke-30 Tahun 2023 di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Kamis (6/7/2023).

“Masyarakat yang rapuh, baik ditandai oleh tingginya prevalensi stunting maupun karakteristik kerapuhan lainnya, seperti sikap saling curiga, sulit bekerja sama, kurang memperjuangkan kejujuran, dan melapuknya nilai-nilai integritas, merupakan cermin dari keroposnya bangunan pada tingkat keluarga,” tuturnya Wapres Ma’ruf Amin dalam sambutan.

Wapres meminta peran keluarga dalam mencetak generasi penerus bebas stunting diperkuat. Dia juga mengatakan prevalensi stunting di Indonesia saat ini mencapai 21,6 persen sementara pada 2024 prevalensi stunting ditargetkan menjadi 14 persen

“Maka pada peringatan Hari Keluarga Nasional ke-30 ini, saya titip kepada seluruh keluarga Indonesia untuk terus memperkokoh peranan keluarga dalam mencetak generasi penerus yang bebas stunting, fisiknya, mentalnya maupun kehidupannya. Kelak mereka menjadi generasi yang mampu mengguncang dunia, seperti yang diucapkan oleh Presiden Sukarno,” ujarnya.

Wapres juga menyinggung pidato Bung Karno soal 10 pemuda yang akan mengguncang dunia. Dia menyebutkan generasi muda Indonesia yang tumbuh dari keluarga yang kuat mampu berprestasi dan menghasilkan karya.

“Presiden Sukarno pernah berujar, ‘Beri aku 10 pemuda, niscaya akan aku guncang dunia’. Saya pun meyakini, insyaallah, generasi muda Indonesia mampu menghasilkan karya dan prestasi yang mengguncangkan dunia. Pemuda hebat tumbuh dari anak-anak yang diasuh dan dididik oleh keluarga yang kuat,” ucapnya.

Baca Juga : Menyongsong Penganugerahan Satyalancana Wira Karya, Penurunan Stunting di Kalsel Menuai Apresiasi

Baca Juga : Tim Satgas di Kalsel Gagalkan Keberangkatan 25 Orang Calon Korban Dugaan TPPO ke Luar Negeri

Selanjutnya, Wapres Ma’ruf mengingatkan pernikahan di usia anak harus dihindari lantaran beresiko melahirkan anak stunting. Dia meminta setiap keluarga dapat memanfaatkan layanan di posyandu dan puskesmas untuk memantau kesehatan ibu hamil dan perkembangan anak.

“Patut menjadi keprihatinan kita bersama, masih relatif tingginya angka pernikahan anak. Pernikahan anak mesti kita hindari karena lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya, termasuk berisiko lebih tinggi menghasilkan anak stunting,” pesannya.

“Saya juga meminta keluarga untuk memanfaatkan layanan di posyandu dan puskesmas untuk memantau kesehatan ibu hamil, serta pertumbuhan dan perkembangan anak,” imbuh Wapres.

Wapres mengatakan konsekuensi stunting tak hanya soal tinggi badan melainkan kualitas hidup yang buruk. Dia menyebutkan 6,3 juta balita Indonesia mengalami stunting pada 2020.

“Menurut statistik PBB, pada tahun 2020, 22% balita di seluruh dunia mengalami stunting. Jumlahnya diperkirakan lebih dari 149 juta balita. Dari jumlah tersebut, sekitar 6,3 juta balita stunting pada 2020 adalah balita Indonesia. Kita memahami konsekuensi dari stunting bukan semata persoalan tinggi badan, namun yang lebih buruk adalah dampaknya terhadap kualitas hidup individu akibat munculnya penyakit kronis, ketertinggalan dalam kecerdasan, dan kalah dalam persaingan,” ujarnya.

Dia mengatakan pencegahan stunting harus diperhatikan dengan serius. Dia mengatakan keluarga menjadi aktor kunci dalam pencegahan stunting.

“Mengutip kalimat UNICEF ‘Anak stunting memiliki badan dan otak yang stunting. Anak stunting memiliki kehidupan yang stunting pula’.

Dampak penuh dari stunting di masa kecil mungkin baru termanifestasi dalam waktu bertahun-tahun ke depan, dan sudah terlambat untuk diatasi,” kata Ma’ruf.

“Oleh sebab itu, kita mesti serius melakukan upaya menurunkan angka stunting di negara kita. Sekali lagi saya mengutip laporan UNICEF, stunting dapat terjadi akibat anak kekurangan gizi dalam dua tahun usianya, ibu kekurangan nutrisi saat kehamilan, dan sanitasi yang buruk. Keluarga menjadi aktor kunci dalam mengatasi sebab-sebab stunting tersebut,” tambahnya.

Selain itu, Ma’ruf berharap setiap keluarga dapat memperkaya pengetahuan tentang pemenuhan gizi dan pengasuhan anak. Dia meminta petugas kesehatan menyediakan informasi terkait hal itu dengan mudah ke masyarakat.

“Saya harap keluarga Indonesia terus memperkaya pengetahuan tentang pemenuhan gizi dan pengasuhan anak agar optimal. Saya minta petugas kesehatan untuk menyediakan informasi yang mudah dipahami dan lengkap terkait hal tersebut, baik secara langsung maupun melalui portal-portal digital,” pungkasnya.

Sementara itu, beberapa program kebijakan yang di lakukan oleh Paman Birin untuk menurunkan stunting di Kalsel antara lain pembentukan tim percepatan stunting di Kalsel melalui Peraturan Gubernur, dilakukan juga kesepakatan bersama Kepala Daerah se-Kalsel untuk penurunan stunting.

Kemudian juga ada Deklarasi Loksado bersama Pokjanal Posyandu, Program Bapak Asuh Anak Stunting, Deklarasi Ibu Hamil se-Kalsel dalam Pencegahan Anak Stunting dengan Edukasi Penyajian Isi Piringku.

Program lainnya adalah pelaksanaan 8 aksi konvergensi yang juga diganjar penghargaan oleh menteri Kesehatan RI, selain itu juga bekerjasama dengan Ketua TP PKK Kalsel, Raudatul Jannah, yang akhirnya mendapatkan penghargaan rekor MURI sebagai pemrakarsa dan penyelenggara edukasi sajian isi piringku pertama kepada Ibu hamil.

“Alhamdulilah. Penghargaan ini menjadi motivasi kami provinsi Kalsel untuk terus meningkatkan penurunan stunting di Banua. Tentu dengan bantuan dan kerjasama semua pihak,” ucap Paman Birin. (rizqon)

Editor: Abadi