Titik Rawan Karhutla di HSU Akan Terus Diawasi

Wakapolres HSU Kompol Irwan didampingi PJU (foto : doni)
AMUNTAI, klikkalsel.com – Dalam upaya menyamakan langkah dan menyatukan tekat untuk saling bahu membahu menanggulangi bencana Kebakaran hutan dan lahan (Karlahutla) Polres Kabupaten Hulu Sungai Utara akan meningkatkan pengawasan.
Kesiapan Satuan tugas (Satgas) dalam rangka penanggulangan Karhutla terus disiapkan, meskipun di tengah suasana pandemi Covid-19, dengan telah dilaksanakan Apel Gelar Pasukan dalam rangka Pengecekan Pasukan dan Sarana Prasana Karhutla, di lapangan Stadion Karias, Jumat kemarin.
Kapolres Hulu Sungai Utara, AKBP Pipit Subiyanto, S.IK, MH melalui Wakapolres Kompol Irwan, S.ST mengatakan, bahwa Kepolisian, TNI bersama Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) akan terus melakukan pengawasan titik-titik rawan kebakaran.
Wakapolres HSU Kompol Irwan didampingi PJU (foto : doni)
“Ada beberapa daerah rawan kebakaran lahan diantaranya, Kecamatan Banjang, Amuntai Tengah, Sungai Pandan dan Amuntai Selatan. Meskipun Kecamatan lainnya juga perlu peningkatan kewaspadaan guna meminimalisir kebakaran,” ujarnya kepada awak media ini, Minggu, (21/6/2020).
Hal itu, tentunya diutamakan pencegahan dengan mengedepankan masyarakat dan pemberdayaan lahan dan mempunyai nilai manfaat dan ekonomis.
Pengolahan lahan pertanian dan membangun embung yang berfungsinya sebagai cadangan air dikala kemarau dan potensi pangan, karena tempat berkumpulnya ikan.
“Jadi sosialisasi pencegahan, aksi dan tindakan harus selaras dalam mencegah dan mengatasi potensi Karhutla tahun ini. Meskipun demikian harapan pihaknya, masyarakat dan kelompok masyarakat bisa berperan aktif dalam pencegahan Karhutla,” jelasnya.
Dari informasi yang dihimpun media klikkalsel.com, berdasarkan data Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) setempat, lahan terbakar di Kabupaten HSU pada Agustus 2019 yang lalu, diperkirakan seluas 58,5 hektar. Kebakaran lahan paling luas terjadi di wilayah Kecamatan Amuntai Tengah seluas 19 hektar.
Kebakaran lahan selama Agustus di Kecamatan Amuntai Tengah terjadi di Desa Pinang Habang seluas 2 hektar, dan terjadi lagi sebanyak 3 kejadian dengan luas lahan terbakar 5 hektar serta Desa Tapus Dalam kejadian seluas 6,5 hektar. Sedangkan, untuk Kecamatan Banjang terjadi di Desa Banjang terjadi 3 kejadian total 4 hektar.
Kemudian, Kecamatan Amuntai Selatan di Desa Kayakah dengan 2 kejadian seluas 4 hektar, Kecamatan Paminggir di Desa Pal Batu sebanyak 2 kejadian seluas 2 ha serta Kecamatan Babirik di Desa Sungai Durait Hulu dimana lahan yang terbakar mencapai 10 hektar.
Dari data Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalimantan Selatan (Kalsel), menemukan peningkatan jumlah titik panas dari Juli sampai September 2019 di wilayah Kalsel.
Catatan mereka pada Juli lalu, titik panas berkisar angka 300 sampai September meningkat lebih dari 5000 titik panas. Sampai September itu terhitung area gambut terbakar seluas 45.911,2 hektar.
Wilayah kabupaten yang paling banyak gambut terbakarnya ialah Tapin dan Hulu Sungai Selatan yakni 32,5 dan 43,2 persen dari total gambut terbakar di Kalsel.
Terkait hal itu, Wakapolres HSU menambahkan, terjadinya Karlahutla berbagai hal seperti, faktor alam dan juga faktor kesengajaan maupun ketidaksengajaan.
“Kami akan selalu memberikan himbauan kepada masyarakat melalui Kepolisan, TNI, BPBD untuk tidak melakukan pembakaran yang disengaja maupun yang tidak disengaja,”
Untuk itu dirinya memastikan bahwa Polres HSU dan jajaran, bekerjasama dengan Forkopimda Kabupaten HSU dan unsur terkait lainnya bersinergi dan siap dalam penanggulangan Karhutla yang akan dihadapi.
“Kita menunjukan telah siap dari segi SDM dan prasarana bila terjadi Karhutla di wilayah HSU,” tegasnya.(doni)
Editor : Amran

Tinggalkan Balasan