Titik Kemacetan di Banjarmasin Disebabkan Jalan Sempit dan Kelasnya Jadi Kendala

Truk yang lalu lalang melintas di kawasan jalan Suprapto Banjarmasin

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Banjarmasin sudah memantau 40 titik kemacetan di sejumlah ruas jalan. Faktor kemacetan yang terjadi dikarenakan jalan terbilang sempit, sehingga penumpukan arus lalu lintas.

Beberapa ruas jalan yang sering kali terjadi kemacetan parah yakni di kawasan Jalan Veteran dekat pertigaan Kuripan dan pertigaan Sungai Bilu, Sungai lulut, kemudian Jalan Pramuka sekitaran Komplek Satelit dan Komplek Smanda.

Kepala Dinas Perhubungan Banjarmasin, Slamet Begjo menyampaikan, bahwa sempitnya jalan menjadi faktor utama kendala bagi lalu lintas di Banjarmasin.

Terlebih menurutnya, di Banjarmasin saat ini yang tersedia hanya jalan Kelas 3, namun yang melintas merupakan kendaraan-kendaraan dengan muatan besar.

“Semua jalan di Banjarmasin ini kurang mendukung, dan itu sudah tergambarkan dari hasil pendataan kita,” terangnya.

Baca Juga : Gubernur Kalsel Dampingi Ketua Mahkamah Agung Resmikan Fasilitas Baru Pengadilan Tinggi Banjarmasin

Baca Juga : Pengumuman DCS, KPU Banjarmasin Hanya Terima 2 Tanggapan

“Kendala lain di kita itu yakni, tidak ada kelas jalan 3A, 3B, kelas 2 maupun kelas 1. Sedangkan di Banjarmasin baru ada kelas 3,” tambahnya.

Spesifikasi kelas jalan tersebut menurutnya sangat perlu untuk lalu lintas, tapi permasalahannya lagi, Jalan di Banjarmasin ini masih terbilang sempit.

“Kalau ada kelas lain kan bisa kita atur ini kendaraan yang boleh lewat dan mana yang tidak boleh lewat. Sedangkan di kita masih belum ada itu,” bebernya.

“Kita ingin melakukan pemasangan kelas jalan, tapi jalannya yang belum siap,” lanjutnya.

Ia pun menjelaskan berkaitan kelas jalan yang dimaksud yakni, ada Jalan kelas 1, kelas 2, kelas 3. Dimana Jalan kelas satu tersebut yakni memiliki daya dukung terhadap beban yang melintas.

“Itu termasuk juga jalan yang kelas dibawahnya. Contohnya untuk Jalan kelas 3, itu maksimal 8 ton untuk muatan sumbu terberat. Tapi di kita kan terbatas hanya kelas 3 dan semestinya lebih dari itu tidak boleh lewat,” tuturnya.

“Tapi nyatanya mobil-mobil yang lewat ukurannya sangat luar biasa. Terus mau kita larang mereka lewat mana, tentunya ini jadi kendala juga buat kita,” sambungnya.

Kendala tersebutlah yang menjadi kendala banyaknya titik kemacetan di Banjarmasin. Karena secara regulasi hal itu tidak dibarengi dengan dunia usaha yang memiliki mobil yang besar-besar.

“Mobilnya sudah gede-gede, lewat tapi kelas jalannya tidak sesuai. Kalau di daerah jawa ada kelas 2 dan kelas 1. Sedangkan di kita baru kelas 3,” bebernya.

“Sebenarnya kalau mobilnya gede tapi muatannya ringan tidak masalah, di tempat kita bisa dilihat sendiri, mobilnya sudah gede muatannya pun sampai berlebih,” pungkasnya.(fachrul)

Editor : Amran