Terdampak Banjir, Dinas Lingkungan Hidup Banjarbaru Lakukan Penghijauan

Kawasan Cempaka Kota Banjarbaru mengalami longsor akibat ekosistem mulai terganggu.(foto: nuha/klikkalsel)

BANJARBARU, klikkalsel.com- Banjir beberapa waktu lalu di Banjarbaru langsung ditanggapi Dinas Lingkungan Hidup dengan penghijauan, Jumat (17/01/2020).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banjarbaru, Sirajoni mengakui bahwa dalam melaksanakan penghijauan di Banjarbaru, pihaknya telah bekerjasama bersama dengan instansi-instansi lain.

“Penghijauan ini memang kami kerjasama dengan beberapa instansi militer dan kepolisian, kalau kami imbauan dan penanaman sudah rutin dimana mana. Sedangkan bersama Pemprov Kalsel rencananya mengadakan Forest City, sekitar 900 hektar lahan akan disiapkan didaerah Cempaka Kota Banjarbaru,” ucap Sirajoni.

Ia mengatakan, yang menjadi masalah bencana banjir di Banjarbaru bukan hanya tentang pertambangan. Tetapi perumahan yang dibangun juga penyelesaiannya harus secara komprehensif (luas dan lengkap).

“Mungkin salah satu solusinya harus ada sumber resapan di titik-titik tertentu, untuk program Dinas Lingkungan Hidup saat ini kami mencari beberapa titik untuk melakukan penghijauan,” tuturnya.

Selain penghijauan, Dinas Lingkungan Hidup Banjarbaru berupaya mengurangi limbah cair yang ada di wilayah tersebut, dan menunggu hasil Raperda perubahan tentang retribusi limbah cair yang sedang dibahas Pemko Banjarbaru bersama DPRD Banjarbaru.

Diketahui, pajak daerah merupakan komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan memiliki kontribusi paling besar di Kota Banjarbaru.

Selain hal tersebut, Sirajoni mengungkapkan bahwa Banjarbaru juga memberikan jasa kepada masyarakat khususnya penanganan limbah cair serta melakukan kebutuhan lingkungan untuk mengurangi pencemaran dan pelestarian lingkungan.

“Kita ada retribusi dalam kategori limbah cair, tapi belum pasti karena menunggu Raperda. Memang kita sudah ada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di TPA Gunung Kupang Cempaka. Kita sedang mencoba merambah dilimbah cair lainnya seperti limbah laundry, rumah makan yang perlu kita tanggulangi, tapi belum terlalu spesifik karena cukup rumit,” jelasnya.

Saat ini, IPAL di Gunung Kupang digunakan untuk limbah yang ada di Kota Banjarbaru, disedot kemudian dibawa kesana. Sementara penanganannya baru sebatas limbah tinja saja, namun kedepan Sirajoni menuturkan akan menangani dan mengerjakan limbah lainnya.(nuha)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan