Tangggui Kuin Tak Lekang karena Waktu

Sanah bersama tetangganya mengerjakan pembuatan tanggui. (foto : syarif wamen/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel – Tangan terampil Sanah, begitu cekatan merangkai dan menjahit helai demi helai daun nipah untuk dijadikan tanggui. Di Kalimantan Selatan (Kalsel) tanggui sangat diminati masyarakat sebagai pelindung kepala dari sengatan terik matahari, terutama mereka yang berprofesi sebagai petani ataupun pedagang di Pasar Terapung.

Sanah mengaku, sudah melakoni membuat tanggui sejak anak-anak, hingga kini berusia 50 tahun lebih.

“Awalnya, melihat orangtua saya membuat tanggui, kemudian ikut membantu, karena ini juga merupakan usaha keluarga sebagai mata pencarian kami,” kenang Sanah.

Menurut wanita paruh baya itu, bahan bakunya dibeli dari pemasok yang mengumpulkan daun nipah di Pulau Kembang, Sungai Barito.

“Satu ikat nipah harganya Rp5.000 dan bisa untuk membuat 6-7 bakal tanggui. Kemudian saya jual per buahnya Rp2.000,” ujar Sanah kepada Klikkalsel.com, Selasa (9/3/2019)

Dikatakan warga Alalak, Banjarmasin Utara tersebut, ia hanya membuat setengah jadi, karena kalau ingin membuat tanggui yang jadi dan siap pakai, perlu modal tambahan hingga Rp500 ribu untuk beli latung.

“Jika terjual 7 buah tanggui, berarti kami mendapat hasil penjualan Rp14 ribu. Setelah dipotong modal Rp5.000, maka keuntungan Rp9.000,” tuturnya.

Disinggung tentang hasil yang diperoleh, ia mengatakan tak menentu. “Yah, dicukup-cukupkan untuk makan sehari-hari bersama keluarga,” ujar wanita yang menjadi tulang punggung keluarga itu.

Sebenarnya, pembeli tanggui itu banyak, tambah Sanah. Selalu ada setiap hari, karena dijual ke seluruh banua anam. Jadi harapan kami, ada perhatian yang lebih serius dari pemerintah.

“Selama ini, kami bekerja perorangan, kalau ada pesanan besar, misal 200 tanggui, barulah kami berkelompok supaya cukup patungan modal,” tandasnya.

Diujung wawancara, Sanah berujar, jika orang tuanya berpesan agar tradisi jangan sampai hilang, karena ini sudah turun temurun. “Apapun profesi kita, teruslah berkarya untuk banua,” pungkas Sanah.(wamen)

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan