Tak Ada Sosialisasi, Disbudporapar Akan Tarik Retribusi Kelotok Yang Bertambat di Dermaga Wisata

Para motoris kelotok di dermaga siring menara pandang saat menambatkan kelotoknya

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Dituntut menghasilakan PAD Rp 2,5 miliar dari sektor pariwisata dan olahraga, tampaknya betul-betul bakal digenjot oleh pihak Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Banjarmasin.

Seperti disampaikan Kepala Dinas Disbudporapar Kota Banjarmasin, Iwan Fitriadi, bahwa fasilitas olahraga yang disediakan, baik perahu atau kelotok wisata yang memasuki kawasan wisata, akan dikenakan retribusi.

Seperti misalnya kelotok wisata yang berada di kawasa Siring Piere Tendean, dan Siring Patung Bekantan, dimana nominal retribusi per hari yang dibayarkan oleh pihak motoris sebesar Rp 2000.

Namun dengan dikeluarkannya Perwali 102 Tahun 2022, nominal yang dibayarkan perharinya menjadi Rp 5000 per unit.

“Sepertinya sudah disepakati oleh para pemilik kelotok wisata,” ujarnya.

“Kami rasa sangat tidak memberatkan. Kami juga tidak mau tempat wisata yang sudah baik, justru semakin menurun tingkat kunjungannya,” sambungnya.

Baca Juga : Resmikan Alaska Park, Walikota Banjarbaru Optimis Bakal jadi Tempat Wisata Kebanggaan

Baca Juga : Kapal Wisata Banjarmasin Bungas Diresmikan

Menindak lanjuti hal tersebut, rupanya hal itu berbanding terbalik dengan kondisi dilapangan. Pasalnya seperti disampaikan Ketua Koperasu Maju Karya Bersama, Supiani Yanto pihaknya tidak mengetahui tentang adanya perwali tersebut.

“Tak ada sosialisasi bahwa akan ditarik retribusi,” ucapnya.

Ia pun mengaku keberatan apabila penarikan retribusi justru dilakukan apabila kelotok justru tidak beroperasi. Yang artinya kelotok hanya sekedar mangkal saja.

Meski demikian ia mengatakan bahwa pihaknya akan tetap menyetujui dengan adanya retribusi tersebut, asalkan biayanya terjangkau.

Selain itu, pihaknya juga meminta agar uang hasil retribusi bisa dipergunakan kembali untuk pihak motoris. Seperti misalnya peremajaan atau perbaikan dermaga, minimal membuatkan tiang untuk menambatkan kelotok.

“Penambat yang ada ini kan kami membuatnya sendiri. Dananya, disisihkan dari penghasilan yang didapat,” bebernya

“Intinya, saya rasa para anggota atau motoris tak akan keberatan. Asalkan tidak memberatkan dan hasilnya juga kembali pada kami,” pungkasnya.(fachrul)

Editor : Amran