Stok Darah di UDD PMI Kota Banjarmasin Menipis Seiring Meningkatnya Kasus Covid-19

Stok Darah di UDD PMI Kota Banjarmasin Menipis Seiring Meningkatnya Kasus Covid-19
Kepala UDD PMI Kota Banjarmasin, dr Aulia Ramadhan Supit

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Kasus Covid-19 kembali meningkat di sejumlah wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel). Seiring hal itu Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (UDD PMI) Kota Banjarmasin kembali mengaku kekurangan stok darah.

Hal tersebut diungkapkan Kepala UDD PMI Kota Banjarmasin, dr Aulia Ramadhan Supit saat dihubungi klikkalsel.com, bahwa stok darah yang tersedia makin menipis karena pandemi Covid-19 yang kembali meningkat beriringan kebutuhan pasien terhadap darah.

“Stok tipis karena kebutuhan meningkat terus dan mencari pendonor saat ini sulit,” kata dr Rama sapaan akrabnya kepada klikkalsel.com Selasa (15/2/2021).

Baca Juga : Pemprov Kalsel Lunasi Tunggakan Rp 19 Milia Insentif Tenaga Kesehatan Covid-19

Baca Juga : 135 Pegawai Pemkab Tanbu Terima SK PNS

Sebelum kasus Covid-19 kembali meningkat, kata dr Rama pihaknya masih bisa memenuhi kebutuhan pasien dengan cara melakukan donor darah ke instansi-instansi baik pemerintahan maupun swasta.

“Apalagi ini sekarang meningkat lagi, jadinya makin sedikit kegiatan donor instansi, dan yang datang langsung mendonorkan darahnya juga berkurang,” jelasnya.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, dr Rama mengatakan sudah berusaha melakukan beragam upaya guna memenuhi kebutuhan stok darah. Dengan cara semaksimal mungkin melakukan sosialisasi sembari memperhatikan kondisi dan situasi saat ini.

“Kami lihat kondisi dan situasi saat ini kurang kondusif sehingga tidak bisa maksimal. Saya harap semoga masa sulit ini lekas lewat dan kembali normal lagi,” imbuhnya.

Baca Juga : Wajib Diketahui Pengusaha Angkutan dan Sopir, Jam Operasional Truk di Banjarmasin Berubah

Disamping itu, dr Rama juga membenarkan pada beberapa pekan terakhir, terdapat 17 pegawai di UDD PMI Kota Banjarmasin yang turut terpapar Covid-19.

“Iya benar ada 17 orang tapi sudah negatif, waktu itu ada yang memiliki gejala, juga ada yang ringan,” ungkapnya.

Karena itu, dr Rama meminta kepada 17 pegawai tersebut untuk menaati peraturan sesuai perotokol kesehatan dengan cara isolasi selama 5 hari dan mencek ulang kondisinya.

“Kalau negatif boleh bekerja kembali,” tuturnya.

Beruntungnya, dari 17 orang terpapar itu tidak memberi dampak yang siknifikan untuk proses donor darah di UDD PMI Kota Banjarmasin.

“Alhamdulillah tidak memberi pengaruh banyak, masih bisa dihandle, dan untungnya tidak lama dan yang terpapar begantian jadi tidak bersamaan,” pungkasnya. (airlangga).

Editor: Abadi