Sosialisasikan dan Edukasi Takaran Kental Manis, Karena Dapat Meningkatkan Stunting

Kegiatan orientasi kader, sosialisasi dan edukasi tentang takaran kental manis

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Kader Aisyiyah Kalsel bersama dengan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) ikut berperan aktif entaskan stunting di Kalsel.

Salah satu langkah yang dilakukan oleh Aisyiyah Kalsel bersama YAICI yakni dengan melakukan edukasi tentang takaran saji kental manis pada balita.

Ketua Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat Aisyiyah, Chairunnisa menyampaikan, kegiatan ini diadakan karena masih banyak orang tua yang kurang mengetahui penyebab stunting pada anak.

Bahkan menurutnya salah satu penyebab stunting adalah konsumsi yang salah dan pemahaman yang kurang tentang kental manis.

Dari hasil data penelitian yang dilakukan pihaknya, dari hampir seluruh daerah di Indonesia. Balita yang diberikan konsumsi kental manis memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena stunting.

“Balita yang diberikan konsumsi kental manis ini nafsu makannya berkurang. Karena kandungan gulanya yang tinggi,” ujarnya, Rabu (18/9/2024).

Baca Juga : Ribuan Perwakilan Dari Berbagai Daerah di Indonesia Akan Meriahkan Kongres VI JKPI di Banjarmasin

Baca Juga : Satpol PP Turunkan Reklame Bapaslon Pilkada 2024 yang Salahi Aturan, Bawaslu Kalsel Tegaskan Belum Masa Kampanye

Dengan mengkonsumsi kental manis tersebut mengakibatkan balita kenyang dan tidak lagi nafsu makan. Sehingga asupan gizi, protein dan kandungan lainnya menjadi kurang, hal itu juga yang membuat resiko stunting pada anak menjadi meningkat.

Selain itu, dikarenakan beberapa faktor seperti ekonomi dan kurangnya pemahaman tentang kental manis tersebut, membuat banyak orang tua lebih memilih kental manis untuk diberikan kepada balitanya.

“Mereka menganggap kental manis ini sebagai susu dan bisa menggantikan susu formula untuk Balita, serta karena harganya juga yang relatif murah,” terangnya.

Oleh karena itu, orientasi kepada kader aisyiyah ini pun dilakukan. Dengan harapan para kader bisa memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait pencegahan stunting ini. Khususnya dalam hal mengedukasi masyarakat pada konsumsi kental manis ini.

Ketua Harian YAICI, Arief Hidayat bahkan menerangkan dari temuannya, tiga dari lima balita yang terkena stunting itu positif mengkonsumsi kental manis. Ini dari hasil penelitian langsung yang melibatkan beberapa daerah di Indonesia.

“Oleh karena itu kami fokus pada sosialisasi terhadap konsumsi kental manis ini,” tuturnya.

Sosialisasi pun sangat perlu untuk dilakukan, mengingat masih rendahnya literasi pada sebagian besar masyarakat di Indonesia. Padahal menurutnya kandungan gula pada kental manis sangat lah tinggi.

“Ini untuk meluruskan persepsi yang sudah lama terbentuk, bahwa kental manis bisa digunakan sebagai pengganti susu formula,” ujarnya.

“Dan parahnya ada yang menganggap kental manis ini sasa dengan ASI,” tandasnya.(fachrul)

Editor : Amran