Pada Februari membeli slot seharga Rp 8 juta, dijanjikan akan cair pada bulan maret dengan keuntungan menjadi Rp 12 juta.
Dibulan yang sama, saksi mengaku kembali membeli slot dengan harga Rp 10 juta yang dikatakan keuntungannya menjadi Rp 14 juta.
“Terakhir dihari yang sama saya membeli slot arisan Rp 5 juta dengan iming-iming keuntungan Rp 6,5 juta,” terangnya.
“Hingga sampai saat ini saya tidak pernah menerima keuntungan dan uang saya belum kembali,” sambungnya.
Saksi Ressa sendiri mengaku tergiur mengikuti jual beli slot arisan yang ditawarkan terdakwa, lantaran sebelumnya mengetahui jasa tersebut sudah dikelola terdakwa sejak 4 tahun lalu. Ditambah ada penjelasan dari kawan-kawanya mengenai keuntungan ikut jual beli slot arisan itu.
“Karena banyak yang mengikuti dan terdakwa mengklaim banyak keuntungan lalu saya ikuti ditambah lingkaran saya banyak yang ikut jadi saya ikut juga,” jelasnya.
Belakangan itu, sebuah kabar mulai beredar bahwa terdakwa sedang terjerat masalah di kepolisian.
Baca Juga : Sidang Lanjutan Perkara Dugaan Korupsi Fee Proyek HSU, Wahid Bantah Keras Keterangan Saksi
Kemudian, saksi yang mendapat kabar bahwa terdakwa sedang terlibat masalah, langsung berupaya menghubungi terdakwa untuk mempertanyakan dan meminta kejelasannya.
“Saat itu saya mendapat kabar yang beredar adanya kasus penipuan lalu saya tanyakan. Terdakwa menjawab akan mengembalikan dan tidak lama itu terdakwa sudah ditahan,” tuturnya.
“Hingga saat ini belum dikembalikan,” timpalnya.
Saksi juga mengungkapkan, terdakwa memang tidak menawarkan tentang slot arisan tersebut. Terdakwa hanya memasarkan melalui akun sosial medianya yang berlanjut di percakapan pribadi.
“Tapi kawan-kawan saya juga menjadi korban dan sudah melaporkannya,” imbuhnya.
Saksi juga mengaku, saat berkomunikasi dengan terdakwa sewaktu hendak membeli, terdakwa memberikan janji yang menurut saksi sangat meyakinkan.
“Pencarian akan dilakukan dan menjamin akan diganti,” kata saksi yang meniru apa yang dikatakan terdakwa saat itu.
Kemudian, saksi berikutnya yang memberikan keterangan adalah Nurjati, dia adalah pelanggan usaha kuliner yang dikelola terdakwa.
“Saya sering melihat terdakwa memasarkan jual beli slot arisan di akun sosialnya, lalu saya mengikutinya,” akunya.
Saksi Nurjati mengaku hanya ikut 1 kali jual beli slot arisan, dengan biaya Rp 10 juta dan mendapat keuntungan Rp 14 juta yang sampai sekarang belum ada pencairan atau pengambilan dari terdakwa.