Seni Memahat Talawang Harus Memiliki Arti

BANJARMASIN, klikkalsel– Festival Budaya Borneo 2 yang diselanggaakan oleh Pemprov Kalsel melaui Dinas Pariwisata dalam rangka melestarikan budaya di Kalimantan, tersaji berbagai macam lomba.

Salah satunya adalah lomba memahat Talawang (Tameng/Prisai Suku Dayak). Talawang adalah Tameng atau Prisai yang digunakan suku dayak sebagai pelindung, Talawang biasanya dibuat dengan memggunakan kayu Jelutung.

Lomba memahat Talawang tersebut diikuti oleh delapan peserta, yang berasal dari berbagai daerah di Kalimantan.

Abdul Muis, salah seorang peserta memahat Talawang yang berasal dari Kabupaten Paser, Kalimantan Timur mengatakan, Memahat talawang tersebut biasanya bisa diselesaikan selama 1 hari 1 malam kalau dikebut tetapi karena ini lomba jadi waktunya agak terbatas.

“Biasanya kalau dikebut kita bisa selesaikan selama 1 hari 1 malam, tetapi karena tadi malam hanya sampai jam 9 jadi baru sekarang dilanjutkan lagi,” ucapnya.

Abdul Muis mengungkapkan, memahat Talawang bentuk kiri dan kanan itu tidak akan sama, kalau saja sama itu namanya menjiplak, dan seni dari setiap motif yang dipahat memiliki arti tersendiri.

“Tema pahatan saya ini namanya Kamang. Kamang tersebut merupakan wujud leluhur yang bisa membawa berbagai dasar kepercayaan yang memberikan semangat dan kekuatan dalam berperang,” tandasnya.(fachrul)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan