Budaya  

Revitalisasi Bahasa Daerah Agar Tak Punah, Balai Bahasa Kalsel Gelar Pelatihan

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar Pelatihan Pengajar Utama, guna melakukan revitalisasi 2 bahasa daerah agar tidak punah, Bahasa daerah dimaksud yakni Banjar dan Bakumpai.

Kepala Balai Bahasa Kalsel, Armiati Rasyid mengatakan, terdapat 10 bahasa daerah di Kalsel.

Di antaranya, bahasa Bajau Semayap, Bakumpai, Banjar, Berangas, Bugis, Dusun Deyah, bahasa Lawangan, Jawa, Maanyan, dan l Samihin.

Akan tetapi semua bahasa yang terdapat di Kalsel berada di kondisi yang aman, dan beberapa di antaranya sudah terancam mengalami kepunahan.

“Kami akan melakukan revitalisasi 2 bahasa daerah, yaitu Bahasa Banjar dan Bakumpai,” ujarnya, Senin (15/5/2023).

Dia menyampaikan, program revitalisasi yang diusung Kemendikbudristek ini merupakan pendekatan baru untuk revitalisasi bahasa daerah di Kalsel.

Oleh karena itu, program revitalisasi ini menyasar kepada pengajar utama, khususnya di sekolah dasar hingga sekolah menengah Kalsel.

Baca Juga : Masa Pendaftaran Bakal Calon ke KPU Kalsel, Berkah Bagi Pelaku Sinoman Hadrah

Baca Juga : Banjarmasin Cetak Pemuda Kreatif Inovatif Melalui Ajang Pemuda Pelopor

Pengajar utama ini nantinya akan memilih untuk berekspresi dengan bahasanya. Baik dari media, puisi, pidato hingga bercerita.

“Prinsip regenerasi dengan fokus pada penutur muda, khususnya para penutur di usia sekolah dengan media yang mereka sukai,” ucapnya.

Tak hanya itu, ia menjelaskan, revitalisasi ini untuk menjaga kelangsungan hidup bahasa dan sastra daerah.

Kemudian menciptakan ruang kreativitas dan kemerdekaan bagi para penutur bahasa daerah untuk mempertahankan bahasanya, dan menemukan fungsi dan ranah baru dari sebuah bahasa dan sastra daerah.

“Karena bahasa daerah ini harus dilestarikan, para anak anak generasi muda yang bakal menjadi tunas muda kita, masa depan bahasa daerah di Kalsel,” tuturnya.

Menurutnya, pembelajaran revitalisasi bahasa daerah ini jangan sampai berhenti disini, sehingga dilakukan berkesinambungan. Program ini sampai pemerintah daerah maupun Kabupaten kota dapat menemukan cara melestarikan bahasa daerah.

“Jadi untuk beberapa tahun kedepan ini, kami masih bersama sama pemerintah. Kami memantik, bagaimana semua orang berusaha semaksimal mungkin menjaga dan melindungi bahasa daerah,” pungkasnya.

Diketahui, kegiatan revitalisasi bahasa daerah dihadiri seluruh pengajar utama di 13 Kabupaten kota Kalsel. (restu)

Editor : Akhmad