PT Adaro Indonesia Sulap Minyak Jelantah Menjadi Energi Terbarukan

TANJUNG, klikkalsel – Mengurangi penggunaan bahan bakar minyak fosil, PT Adaro Indonesia membuat sebuah proyek biofuel, yaitu sebuah bentuk energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Biofuel yang diproduksi merupakan jenis biodiesel B-20 yang merupakan campuran dari 20 persen minyak jelantah dan 80 persen solar murni.

Menurut QHSE Division Head PT Adaro Indonesia, Didik Triwibowo, latar belakang mencoba terobosan baru minyak jelantah untuk menjadi sumber energi terbarukan, karena melihat potensi minyak jelantah sebagai sumber baru selain dari minyak jarak dan nyamplung.

“Karena minyak jelantah ini sangat dekat dengan masyarakat yang dihasilkan tiap hari dan potensinya cukup banyak dan sudah dua tahun PT. Adaro Indonesia mencoba menggunakan minyak jelantah sebagai sumber bahan baku sebagai bahan bakar minyak,” ucapnya usai Launching penggunaan bahan bakar energi terbarukan Biodisel B-20 di depan Gedung Sarabakawa Tanjung, Senin (24/6/2019).

Ia menjelaskan, Biodiesel B-20 tersebut sudah memenuhi persyaratan baik nasional maupun internasional. Maka dari itu akan berpotensi menjadi pengganti bahan bakar fosil yang dinilainya akan habis jika terus digunakan manusia.

“Potensinya cukup besar dan secara kualitas bisa digunakan sebagai bahan baku BBM,” ucapnya.

Biodisel olahan PT Adaro Indonesia mulai digunakan Pemkab Tabalong sebagai bahan bakan utama pengganti BBM (foto : arif/klikkalsel)

Selanjutnya untuk pengumpulan bahan baku minyak jelantah, ia menuturkan untuk sementara ini pihaknya hanya akan menerima minyak jelantah yang terkumpul di salah satu Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Maburai Selatan binaan PT Adaro Indonesia.

“Jadi konsep besarnya adalah Bumdes yang maju ke depan jadi PT. Adaro Indonesia tidak akan menerima langsung dari masyarakat langsung, karena kita ingin mengembangkan bumdes ini melalui kemitraan jadi bumdes ini yang akan menampung minyak jelantah dari masyarakat,” tuturnya.

Dengan penggunaan minyak jelantah menjadi BBM ini pihaknya juga mengedukasi kepada masyarakat bahwa menggunakan minyak goreng berulang itu tidak baik bagi kesehatan karena bisa memicu terjadinya kanker. (arif)

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan