Petani Tak Bisa Tanam Padi Beras Lokal Dikarenakan Banjir

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Harga beras lokal  dengan jenis mayang usang dan Mutiara di pasaran Banjarmasin melambung tinggi, bahkan perliter tembus Rp 20 ribu.
Alasan harga naik itu, karena stok beras lokal menipis. Akibat gagal panen setelah diserang hama tungro serta lahan yang masih rusak akibat banjir.
Misalnya Mugni, Petani di Sungai Gampa Banjarmasin, yang tak bisa bertani, sebab persawahan miliknya masih rusak, akibat banjir yang menimpa beberapa waktu lalu. Ditambah lagi saat ini sering mengalami air pasang.
“Kita tak lagi menanam padi sebab kondisi lahan yang tidak memungkinkan, adapun yang dijual cuma stok banih (gabah beberapa bulan lalu),” katanya.
Dikatakannya pula, akibat banjir tersebut, tak hanya sawah, sejumlah tanaman kebun seperti Rambutan dan Jeruk juga tidak berbuah lebat seperti biasa.
Atas dasar itu, ia pun terpaksa tidak bisa menjual banyak padi miliknya. “Saya saja terkadang beras yang dimiliki dihemat untuk keperluan sehari-hari,”ucapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Sabri petani di Kawasan Guntung Papuyu, Kabupaten Banjar. Di mana beberapa lahannya sebagian masih terendam jika air pasang dalam.
“Kita menanam bagiah daerah yang tak tergenang air saja, ya jelas hasilnya juga sedikit dan di pasaran juga beredar sedikit,” pungkasnya. (azka)
Editor : Akhmad