Pengrajin Tanggui Alalak Selatan Masih Eksis

Acil arbainah (kiri), membuat tanggui berbahan pohon nipah, Alalak Tengah RT. 2. (foto : nuha/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel – Kerajinan tanggui atau pelindung kepala tradisional masyarakat Banjar yang terbuat dari daun nipah, masih bertahan.

Topi bundar yang biasa digunakan saat pergi bertani tersebut, sudah ada sejak puluhan tahun silam.

Sementara bahan pembuat tanggui berasal dari daun nipah, dan pohonnya sejenis palem yang tumbuh di hutan bakau daerah pasang-surut dekat tepi laut.

Penutup kepala unik tersebut biasa dipakai pergi ke sawah dan bejukung untuk melindungi kepala dari sinar matahari langsung.

Para pengrajin tanggui saat ini bisa ditemukan di daerah Alalak, terutama di dekat Dermaga Kawasan Wisata Pasar Terapung Citra Bahari Alalak Selatan, Banjarmasin Utara.

Menurut Arbainah pengrajin tanggui, usaha ini sudah dilakukan sejak puluhan tahun dan diteruskan oleh anaknya.

“Memulai usaha sejak 1975, sekarang mata kurang jelas melihat jadi anak meneruskan,” kata Arbainah.

Untuk membuat tanggui, membeli bahan dari pedagang yang mengambil pohon nipah dari pulau kembang. Harganya seikat Rp1.000.

Arbainah menjual satu buah tanggui yang belum jadi Rp2.000, pembelinya sendiri merupakan pengrajin lain yang menyempurnakan bentuk tanggui sehingga bisa digunakan. (nuha)

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan