Pembuatan Film Jendela Seribu Sungai Gunakan APBD Rp6 Miliar, Ibnu Sina: Pembuatan, Janganlah Abal-abal

Pembuatan Film Jendela Seribu Sungai

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Penggunaan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp 6,6 miliar untuk pembuatan film Jendela Seribu Sungai masih menjadi pembicaraan hangat.

Pasalnya anggaran yang cukup besar tersebut dinilai tidak memiliki urgensi dibandingkan untuk pembangunan Kota Banjarmasin.

Meski demikian, Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina, mengaku bahwa sebenarnya pembuatan film itu tidak ada kontroversi karena rencana pembuatan film tersebut sudah sangat lama.

“Pada saat lounching buku novel itu sudah sampai pada wacana kalau buku ini laris maka alangkah baiknya ini diangkat ke layar lebar,” terangnya.

Perihal dengan anggaran sebesar Rp 6,6 miliar tersebut dikatakannya bahwa untuk pembuatan film, janganlah abal-abal.

“Anggaran segitu dibandingkan dengan anggaran infrastruktur kita sangat jauh. Untuk anggaran infrastruktur hampir Rp 400 miliar. Apalagi untuk pendidikan, kesehatan, hampir Rp 600 miliar,” bebernya.

“Kalau dibandingkan dengan Rp 6 miliar untuk membuat sebuah film, apalagi saat inikan banyak daerah yang membuat film. Bisa ditanding anggarannya,” sambungnya.

Baca Juga : Film Jendela Seribu Sungai Gunakan APBD Rp6 Miliar, Begini Tanggapan Akademisi ULM

Baca Juga : Komisi II DPRD Banjarmasin Minta Pembuatan Film Jendela Seribu Sungai Dihentikan!

Ibnu Sina juga mengatakan bahwa apa yang dilakukan dengan pembuatan film ini merupakan keberpihakan Pemko Banjarmasin terhadap para budayawan dan para pelaku ekonomi kreatif yang berkecimpung di sektor film, videografis, cinematografi

“Tidak ada salahnya keindahan kota, objek-objek wisata di Banjarmasin ini diangkat ke layar lebar,” tuturnya.

Bahkan menurutnya kalau adegan dirinya dihilangkan dalam film Jendela Seribu Sungai tersebut tidak menjadi masalah buatnya pribadi.

“Kan itu paling tidak cuma 15 detik sampai 30 detik. Kan bukunya ada,” jelasnya.

Ibnu Sina kembali membandingkan dengan Kepulauan Bangka Belitung yang awalnya tidak dikenal hingga kini dikenal dengan negeri laskar pelangi.

Hal tersebut dikarenakan film Laskar Pelangi yang sangat buming, yang mengakibatkan Kepulauan Bangka Belitung sangat dikenal hingga kini.

Meski demikian ia mengaku dengan film Jendela Seribu Sungai ini belum bisa memastikan apakah bisa sama suksesnya dengan film Laskar Pelangi.

“Kita tidak bisa menjamin juga akan sukses. Tapi kita melakukan upaya lewat film itu ya tidak ada salahnya,” paparnya.

“Kemudian tanyakan saja kepada sutradaranya, apakah biaya Rp 6 miliar ini untuk korupsi, itu tidak. Karena memang segitu biayanya,” lanjutnya.

Ibnu juga membandingkan dengan penggarapan film Syech Arsyad Al Banjari yang saat ini masih dalam proses pembuatan.

“Kenapa itu sepi-sepi saja tidak ada yang protes. Tapi ketika Banjarmasin kenapa protes film Jendela Seribu Sungai,” cetusnya.

“Jadi saya kira seharusnya fair saja menilainya,” tambahnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat DPRD Kota Banjarmasin akan memanggil terkait untuk Rapat Dengar Pendapat (RDP).

“Jadi kalau tidak tau yang bertanya. Karena Dinas ini kalau tidak ditanyakan mereka tidak akan menyampaikan,” ungkapnya.

“Kan di Dinas itu banyak juga anggaran yang harus disampaikan. Oleh karena itu kami menghargai hak anggaran, dan ini juga sudah di ketuk palu dan anggarannya juga ada,” pungkasnya.(fachrul)

Editor : Amran