Modal Belajar dari Youtube, Warga Desa Atiran HST Optimis Jalankan Peternakan Madu Kelulut

BARABAI, klikkalsel.com – Kehidupan masyarakat yang tinggal di sepanjang kaki Pegunungan Meratus sangat mengandalkan alam sekitar yang dikenal akan kekayaan alamnya.

Tidak sedikit tanaman berkhasiat obat tumbuh subur ditempat ini dan menjadi makanan utama bagi binatang penghasil madu seperti lebah kelulut.

Ujang (29) Warga Desa Atiran, Kecamatan Batang Alai Timur (BAT), Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) dengan bermodal beajar dari Youtube, ia optimis mencoba mencari rejeki dengan menjalankan peternakan madu kelulut di belakang rumahnya, Kamis (29/7/2021).

“Semua yang saya terapkan disini kebanyakan ilmunya saya dapat dari Youtube,” tuturnya.

Sebelumnya, ia memulai peternakan tersebut dari tahun 2016 hingga sekarang. Berbagai permsalahan sudah ia temui ketika menjalankan budidaya tersebut.

“Dulu saya pernah ikut pelatihan tentang budidaya kelulut ini, serta melakukan kunjungan ke budidaya kelulut di Telaga Langsat, Pelaihari punya Bapak Yamani dan saya tertarik menjalankannya,” ucapnya.

Kemudian, seiring berjalannya waktu dan beragam permasalahan, ia pelajari penyebab dan cara mengatasinya dari Youtube.

“Jenis Kelulut sangat beragam berdasarkan bentuk tubuhnya. Namun yang saya budidayakan disini jenis Trigona itama yang lebih mudah ditemui dan mudah dibudidayakan,” tambahnya.

Baca Juga : Duel Maut Gegerkan Pesta Perkawinan di Desa Gambah, Hulu Sungai Tengah

Sebelumnya, sebanyak 30 sarangan yang dikelola Ujang dengan rata-rata satu sarangan tersebut dapat menghasilkan madu setengah liter. Namun, saat ini kelulutnya banyak yang kabur akibat dari serangan binatang liar.

Untuk panen madu tergantung musim kembang, saat ini yang Ujang meraup hanya sekitar 5 liter dan dijual dengan harga Rp 80 ribu untuk satu botol aqua dipasaran.

Meskipun tergolong sedikit, Ujang tetap optimis untuk melanjutkan budidaya tersebut karena ia sudah terlanjur bangga dengan yang ia tekuni tersebut, serta hasilnya kaya akan khasiat kesehatan.

Selain itu, Ujang juga berharap ada dorongan dari pemerintah maupun pihak lain terhadap budidaya yang ia lakukan. Karena, untuk menjalankan budidaya tersebut perlu modal yang cukup besar.

“Kendala saya saat ini bunga untuk kelulut, mencari sarangnya, dan pemodalan. Karena untuk modal pengadaan satu sarangan saja perlu uang sekitar Rp 300 ribuan. Mudahan ada pihak yang dengan rendah hati mau membantu untuk berkembang,” tutupnya.(dayat)

Editor : Amran