Lonjakan Kasus Covid-19 di Banjarmasin kembali Terjadi, Minim Usaha Pelacakan Dituding Lantaran Perubahan Peraturan

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Kasus terkonfirmasi positif di Kota Banjarmasin kembali meningkat drastis dalam beberapa hari belakangan. Hal ini terlihat pada akun resmi sosial media milik Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin.

Tingginya kasus tersebut tentunya menjadi perhatian penting bagi pemerintah untuk kembali memaksimalkan penanganan pandemi di Banjarmasin ini.

Disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Machli Riyadi, bahwa meningkatnya kasus terkonfirmasi positif ini merupakan peringatan dini untuk masyarakat agar tetap taat dengan protokol kesehatan.

“Ini jadi peringatan dini untuk masyarakat Kota Banjarmasin. Karena yang terpapar Covid-19 sangat tinggi,” ujar Machli, Sabtu (10/7/2021).

Sebagai langkah konkret penanganan pandemi. Dinas Kesehatan Banjarmasin sedang gencar mengadakan vaksinasi. Menurutnya, dalam sehari 26 puskesmas di Banjarmasin ditargetkan memvaksin sebanyak 3.200 orang.

“Itu upaya kami agar terbentuknya herd immunity atau kekebalan kelompok,” terangnya.

Di sisi lain. Tingginya angka kasus terkonfirmasi positif umumnya juga disebabkan lantaran gencarnya testing yang dilakukan.

Terkait hal itu, Machli mengatakan, bahwa testing digencarkan melalui rapid test antigen maupun swab. Dalam sehari pihaknya bisa melakukan testing sebanyak 50 sampai 100 orang perhari.

“Testing kita melebihi standar WHO,” ujar Machli.

Machli juga tidak menampik bahwa tingginya kasus yang terjadi saat ini lantaran, kurangnya upaya pelacakan yang dilakukan. Hal ini terjadi lantaran ada perubahan kewenangan pelacakan.

Apabila sebelumnya tracking dan tracing  dilakukan oleh pihak Dinas Kesehatan, namun hal itu kini sudah tidak ada lagi.

“Dari kemenkes, yang menangani tracking dan tracing itu diserahkan kepada pihak Babinsa atau Bhabinkamtibmas,” ucapnya.

Ia pun menjelaskan, perubahan kewenangan juga membuat pihaknya tak lagi bisa merekrut orang-orang untuk melakukan tracing.

“Dulu kami umumnya merekrut tenaga kesehatan dan pendanaannya bersumber pada APBN. Tapi di tahun 2021, hal itu tak lagi dilakukan. Ada perubahan peraturan. Jadi sebaiknya, pertanyaan itu ditanyakan ke babinsa atau bhabinkamtibmas saja,” imbuhnya.

Meski demikian, upaya testing yang dilakukan Satgas Covid-19 Kota Banjarmasin, menjadi catatan Anggota Tim Pakar Covid-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Hidayatullah Muttaqin.

Hidayatullah Muttaqin menilai, meski jumlah testing di Kota Banjarmasin sudah memenuhi standar WHO yakni minimal tes 1/1.000 penduduk per pekannya. Namun, dari hasil tes yang dilakukan juga menunjukkan masih tingginya tingkat penularan yang terjadi.

Ia menjelaskan, data jumlah tes per pekannya di Kota Banjarmasin, pada tanggal 7 Juli 2021 lalu, mencapai 2.121 kali. Hanya saja angka positivitasnya juga bertambah yakni sebanyak 25,7 persen.

Padahal dua pekan sebelumnya, atau 24 Juni lalu tingkat positivitas di Kota Banjarmasin masih berada di titik 14,35 persen.

“Maka di tengah penularan yang sedang masif ini jumlah testing harus digenjot sebanyak-banyaknya dan tidak dibatasi oleh standar minimal 1/1000 penduduk per minggu,” sarannya.

Ia menilai, tes sebanyak-banyaknya diperlukan untuk memastikan seorang warga telah terinfeksi Covid-19 atau tidak.

“Jika ada yang positif maka segera dilakukan tindakan isolasi untuk mencegah warga tersebut menjadi pembawa virus ke warga lainnya,” pungkasnya.(fachrul)

Editor : Amran