Lahirnya KIB Jadi Terobosan Baru dan Saling Menguntungkan untuk Pilpres, Pileg dan Pilkada

JAKARTA, klikkalsel.com – Munculnya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di jagad politik negeri ini merupakan terobosan dan inovasi politik model baru yang saling menguntungkan.

Bahkan, dalam situasi politik bangsa ini dimana orang masih menunggu proses kerja sama politik, KIB punya waktu yang panjang untuk menyatukan gagasan serta sikap politik.

“KIB ini dampaknya sama-sama untung antara Golkar, PAN dan PPP. Selain kerja sama politik menuju Pilpres, tetapi berdampak postif yang menyentuh lagsung pada Pileg dan Pilkada. Saat Pilkada, kami sudah punya teman. Bahkan saat Pileg, kami masing-masing tidak saling menggerogoti basis suara,” sebut Ketua DPD I Golkar NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena ketika tampil sebagai nara sumber dalam diskusi dengan topik “Peta Koalisi Pasca Kelahiran KIB” yang digelar LKI DPP Golkar melalui virtual Zoom, Jumat (15/7/2022).

Selain Melki Laka Lena, diskusi itu menghadirkan Bendahara Umum DPP PAN Totok Daryanto, Pengamat Politik dari CSIS Arya Fernandez, dan Ujang Komarudin selaku Pengamat dari Universitas Al Azhar.

Melki Laka Lena menyebut, KIB adalah kertas putih yang masih polos belum disisi apa-apa termasuk Capres dan Cawapres.

“Yang menarik adalah, setelah KIB terbentuk di tingkat pusat, teman-teman kami di daerah dari ketiga partai ini mulai membangun komunikasi dan kerja sama. Bahkan di NTT, sudah mulai bergulir dan bahkan sudah ada program kerja bersama seperti di Lembata dan Manggarai. Menurut saya, dengan rentang waktu yang panjang, kami punya modal yang kuat kedepan,” sebut Melki yang juga Wakil Ketua Komisi IX DPR RI ini.

Baca Juga : Dana Cadangan Pilkada Kalsel 2024 Naik Rp400 Milyar

Baca Juga : Dilantik, KPPG Kalsel Siap Menangkan Partai Golkar

Disebutkan Melki Laka Lena, baru-baru ini, Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa bangsa Indonesia saat ini sedang dalam ancama krisis pangan, finansial dan energy. Sehingga, tiga ketua umum partai yang tergabung dalam KIB punya peranan penting dan sangat strategis dalam menjalankan panggilan kebangsaan untuk mengatasi tiga krisis tersebut.

“Jangan pernah kita berhenti pada aspek elektabilitas tetapi bagaiman publik juga diedukasi dengan kerja-kerja cerdas dari ketiga Ketum Partai KIB. Apalagi waktu yang masih panjang sehingga kekuatan internal yang ada di KIB mesti menjadi referensi publik. Soal rekam jejak dan torenah prestasi dari tokoh-tokoh di KIB yang punya kepantasan untuk diusung dalam kontestasi nasional,” kara Melki Laka Lena.

Ia juga menakankan, dari pada koalisi dibangun di tikungan terakhir dan kandidat tidak punya waktu yang panjang untuk membangun komunikasi politik dengan parpol lain, maka KIB masih sangat diuntungkan.

Bendahara Umum PAN Totok Daryanto mengatakan, KIB masih sangat terbuka untuk partai lain. “Namun kecil kemungkinan karena tuntutan demokrasi menuju pada tiga poros. Jika KIB diperbesar maka membatasi paket pasangan Pilpres. Menurut saya, sepertinya mereka ingin bangun koalsi sendiri yang prosesnya sekarang masih dinamis. Kalua masuk KIB maka kami senang sekali,” sebut Totok.

Pengamat poltik dari CSIS, Arya Fernadez menyebut, KIB memberikan pengaruh politik di berbagaia aspek.

“Ini suatau inovasi politik baru yang dilakukan dan mengubah peta koalisi hari ini. Dulu, di menit-menit terakhir jelang pendafataran baru dibentuk koalisi. Sekarang, tiga partai besar Golkar, PAN dan PPP punya inovasi baru. Itu lebih bagus bagi pembangunan politik kita. KIB punya waktu panjang untuk mendiskusikan platform apa yang didorong untuk mengahadapi Pemilu, termasuk Kabinet,” kata Arya Fernandez.(restu)

Editor : Amran