Laga “Panas” IRC, Mapala Uniska Disanksi Kartu Kuning Usai Kalahkan Mapala Redox Stie Banjarmasin

Jalur 1 (kanan) : Atlet Mapala Uniska Banjarmasin, Hairan Najmi. Jalur 2 (kiri) : Atlet Mapala Redox Stie, Gatot. (foto : rizqon/klikkalsel).

BANJARMASIN, klikkalsel – Babak final mata lomba Prusiking-Abseling ketegori putera, pada kegiatan IMPAS-B Rope Challenge (IRC) Kalimantan Region 2019 di Siring Bekantan, berlangsung meriah dan menegangkan, Minggu (28/4/2019) malam.

Head to head waktu tercepat antara Mapala Uniska dengan Mapala Redox Stie menjadi laga “panas” disertai gemuruh sorak supporter kedua kubu, dan pusat perhatian penonton.

Dalam pertandingan memperebutkan juara satu, ajang bergengsi antar organisasi pecinta alam yang digelar se Kalimantan. Penyelenggara IMPAS – B FKIP ULM membuat laga lebih bergairah berbeda dengan waktu kualifikasi hingga semi final.

Pada babak final, peserta diharuskan merakit pita webbing untuk pengaman badan, setelah aba-aba diserukan juri. Di jalur 1, atlet Mapala Uniska Hairan Najmi dan di jalur 2, utusan Mapala Redox Stie Banjarmasin bernama Gatot.

Keduanya, saling beradu cepat mempersingkat waktu yang terus berjalan. Namun, gladiator Mapala Uniska lebih awal melakukan pemasangan pita webbing, carbiner, figure of eight serta helm yang diletakan penyelenggara di depan meja. Sedangkan, Gatot tampak terbuang waktu saat memasang pita webbing.

Momen itu menguntungkan bagi Najmi, dimanfaatkannya bergegas lari menuju titik pemanjatan. Untuk melakukan Prusiking-Abseling pada tali karmantel yang menjulang setinggi 12 meter.

Gemuruh sorak suppoter Mapala Uniska menggiring saat Najmi melakukan pemanjatan. “Ayooo Jim ! habiskan jangan lambat, kalahkan musuh,” teriak supporter.

Tak lama kemudian, Gatot atlet Mapala Redox Stie Banjarmasin langsung tancap gas, meminimalisir ketertinggalannya. Dari pantauan, ia tampak begitu lincah dan cepat sehingga dapat menyamakan posisi dengan Najmi yang saat itu bergelantungan di puncak jalur komptisi.

Tak mau keadaan terbalik, Najmi pun dengan sigap menyiapkan figure of eight untuk turun meluncur. Alhasil, Gladiator Mapala Uniska itu finish lebih awal dengan catatan waktu 03 menit 47 detik (03:47) dan dikenakan penalti waktu 20 detik sehingga menjadi 04.03. Karena tidak mengunci carbiner saat proses Abseiling.

Namun disayangkan Jimi mendapat kartu kuning dari juri lantaran prilakunya yang dinilai tidak sopan. Sebab ia menggebrak meja saat meletakan peralatan panjat.

“Untuk utusan Mapala Uniska diberikan sanksi kartu kuning,” ucap salah satu dewan juri, Adan saat Najmi berada di titik finish.

Setelah peringatan itu, Najmi pun sempat terdiam dan menjaga sikap. Selanjutnya, ia meminta maaf kepada dewan juri. Ditanya awak media, utusan Mapala Uniska ini mengaku terpancing emosi. Sebab, merasa diolok-olok oleh lawannya kerap kali berjoget di area pertandingan kala berhadapan saat kompetisi.

“Ulun (saya) terpancing emosi, mohon maaf. ulun sudah mencoba sabar, emosi meluap waktu saya finish lebih awal membuktikan kepadanya,” ucap Najmi.

Akibat kartu kuning tersebut, Mapala Uniska Banjarmasin dikenakan denda Rp 150 sesuai kesepakatan saat technikal meeting. Beruntungnya, hal itu tak mengubah hasil pertandingan.

Namun, seandainya Najmi tak mampu menahan emosinya, kemungkinan dia akan mendapat kartu kuning kedua yang berujung ke kartu merah dan terancam diskualifikasi.

Sementara itu, atlet Mapala Redox Stie Banjarmasin Gatot berhasil finish dengan catatan waktu 4 menit 26 detik (04:26), dan mendapat penalti waktu 20 detik dari juri menjadi 04.46. Lantaran tidak mengunci carbiner saat akan memulai prusiking atau pemanjatan tali.

Atas perolehan selisih waktu kurang lebih 1 menit antara kedua atlet tersebut. Gladiator Mapala Uniska Banjarmasin Hairan Najmi lolos sebagai juara 1 mata lomba Prusiking-Abseling ketegori putera, pada kegiatan IMPAS-B Rope Challenge (IRC) Kalimantan Region 2019.

“Tegang bang, sebelum lomba satu bulan kita latihan terus. Ini juara pertama saya. Kesulitannya, figure delapan mengunci ke carbiner itu agak susah,” pungkas Najmi.

Hairan Najmi saat menerima trophy juara 1. (foto : rizqon/klikkalsel)

Sebagaimana diketahui, atmosfer persaingan ketat antara Mapala Uniska dengan Mapala Redox Stie Banjarmasin telah terasa di babak qualifikasi. Rekor waktu keduanya adalah paling cepat dari 17 perserta lainnya, Hairan Najmi mengukir waktu 02:33 sedangkan Gatot 03:21.

Sebelumnya, Ketua Umum IMPAS-B FKIP ULM, Nurlaily Murdiana mengatakan bahwa digelarnya IRC 2019 untuk memperkenalkan alternatif kompetisi di ketinggian di kalangan Pencinta Alam.

“Kita berharap dari event perdana ini akan muncul bibit berbakat di bidang ini, meskipun belum ada asosiasi yang membawahinya. Juga tujuan IRC 2019 sebagai wadah silaturahmi antar kelompok atau organisasi pencinta alam di Kalsel bahkan se Kalimantan,” pungkasnya.

Dia pun berharap penuh dan mengajak tali persaudaraan serta silaturrahmi antar pecinta alam tetap terjalin. Setelah ajang kompetisi yang diwarnai persaingan ketat antar peserta tersebut. (rizqon)

Editor : Alfarabi

Tinggalkan Balasan