Budaya  

Kuliner Khas Banjar, Ikan Asin Berlumur Beras

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Sebagian masyarakat asli Kalimantan Selatan (Kalsel) atau Suku Banjar, kebanyakan pasti mengetahui proses pembuatan ikan asin berlumurkan beras sudah disangrai kemudian ditumbuk kasar. Sehingga menjadi kuliner tradisional yang menggugah selera makan.

Masyarakat lokal menyebutnya Iwak Basamu atau lebih dikenal Iwak Samu dan sering di dapati di sejumlah pasar tradisional Kalsel.

Satu diantara pedagang Iwak Samu di pasar tradisional, H Ayan pedagang Pasar Lama Banjarmasin menjelaskan, samu dalam pengertiannya yaitu proses mengasinkan atau mengawetkan ikan dengan cara tertentu.

“Caranya setelah ikan dibersihkan, taburi garam, lalu tiriskan. Kemudian ambil kunyit, haluskan, campurkan dengan beras yang sudah ditumbuk. Kemudian dimasak kering atau disangrai, setelah itu dilumurkan ke ikan tadi,” kata H Ayan, Minggu (18/7/2021).

Lebih lanjut, menurutnya beras yang kerap digunakan untuk pengolahan atau membuat iwak samu biasanya adalah jenis unus dan bisa dengan ikan apa saja.

“Kebiasaannya ikan yang digunakan orang Kalsel untuk membuat iwak samu adalah Haruan (gabus), Sepat, Nila, Saluang dan Papuyu,” ungkapnya.

“Kalau di pasar kita jual iwak samu mentahnya saja, perkilonya Haruan Rp 40 ribu, Nila Rp 30 ribu satu kilonya, dan papuyu tergantung ukuran kalau kecil satu kilonya 40 ribu, dan yang besar Rp 50 ribu satu kilonya,” sambungnya.

Kendati demikian, ia menuturkan, untuk mengkonsumsi iwak samu harus digoreng terlebih dahulu bahkan saat dimasak juga bisa dicampur dengan rempah rempah lain. Sehingga saat di makan akan asin dan gurihnya akan lebih nikmat.

“Kalau oleh orang-orang Banjar biasanya dicampuri bawang merah saat memasaknya agar aromanya lebih sedap,” pungkasnya.(airlangga)

Editor : Amran