Kronologi Kebakaran di Banjarmasin yang Menewaskan 1 warga Lansia.

Kronologi Kebakaran di Banjarmasin yang Menewaskan 1 warga Lansia.
Kronologi Kebakaran di Banjarmasin yang Menewaskan 1 warga Lansia.

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Kebakaran hebat yang melanda empat rumah dan dua bedakan di Jalan Simpang Belitung, Gang Serumpun RT 2 RW 1, Kelurahan Kuin Selatan, Banjarmasin Barat, Rabu dini hari (17/2/2021) meninggalkan luka yang mendalam.

Sebab, Kebakaran tersebut merenggut 1 nyawa warga bernama Siti Aminah yang berusia 80 tahun. Wanita lanjut usia tersebut tewas ditelan kobaran api yang membakar rumahnya.

Menurut keterangan anak korban Muhammad Syarkawi alias awi mengatakan saat kejadian ia dalam kondisi tidur, dan tiba tiba ia terbagun dan api sudah mengelilingi rumahnya.

“Kebangun melihat api langsung berteriak membangunkan mama,” kata Awi kepada klikkalsel.com

Dengan cepat tnpa memikirkan apapun awi langsung mencoba membagunkan orang tuanya.

“Ma bagub ma, api ma,” ujar Awi

Saat itu kata awai, orang tuanya masih membalas panggilan anaknya, ” Napa wi,” ujar korban di ceritakan Awi.

Tak lama setelah itu, suara korban tidak ada lagi dan Awi mencoba mendobrak pitu samping kamar orang tuanya yang sudah dikelilingi kobaran api.

“Saya dobrak pintu itu, Namun api sudah besar dan saya sempat kejatuhan dan kena semburan api dan tidak bisa lagi masuk ke sana,” terangnya.

Usaha Awi untuk menyelamatkan orangtuanya terus berlanjut ia mencoba membuka jendela dekat kamar korban.

“Kita lewatjendela tapi jendela berteralis dan kita tidak bisa masuk,” tuturnya.

Besarnya kobaran api dan tebalnya asap yang menyelimuti seisi ruangan rumah korban, membuat Siti Aminah kehabisan nafas dan tak bisa menyelamatkan diri keluar dari dalam kamarnya.

Syarkawi juga mengungkapkan, kondisi orangtuanya memang sudah sakit lama, dan sulit untuk berjalan.

“Sudah garing (Sakit) lawas, asam urat kakinya bengkak dan menggunakan tongkat,” ungkapnya.

Sebelum kejadian tersebut, memang korban sering sekali melantur ujar Awi, “Mudah mudahan bila aku mati kada mengakihibirang,” katanya.

“Tidak saya hiraukan karena saya menilainya hanya melantur, panderan orang garing,” tambahnya.

Hingga saat ini Syarkawi juga bingung harus tinggal dimana lantara seisi rumahnya habis terbakar.

“ya kada tahu jua, sementara ini ikut tetangga yang ada sangkut pautnya dengan keluarga, sambil menenangkan diri,” jelasnya dengan raut muka yang sedih.

Disamping itu, salah satu saksi yang rumahnya turut terbakar, Siti Sabariah melihat api pertama kali muncul dari rumah korban yang kebetulan berada persis di belakang rumahnya.

“Saya waktu itu belum tidur, tidak tau kenapa ada mendengar suara kletek kletek (seperti kucing mau masuk rumah) dan saat keluar kamar api itu sudah besar dan masuk ke rumah saya, dan saya langsung secara tidak sadar menyiram air lalu kabur menyelamatkan diri,” terang Siti Sabariah yang rumahnya di samping rumah korban.

Siti Sabariah tinggal hanya berdua anaknya yang sekarang masih menempuh pendidikan di perguruan tinggi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dan sehari hari hanyalah pedagang Nasi Kuning serta Lontong di depan Gang Serumpun Jalan Simpang Belitung.

Ketika kejadian, kata Sabariah, Siti Aminah tinggal bersama kedua orang anaknya, saat kejadian khabarnya hanya bersama satu orang anaknya.

“Satu orang lagi sedang keluar,” katanya.

Rumah di kawasan Gang Serumpun kebanyakan terbuat dari kayu, sehingga membuat api dengan cepat menjalar.

Atas kejadian tersebut, Ia berharap, semoga pemerintah bisa membantu membagunkan kembali tempat tinggal untuknya dan para korban yang rumahnya habis dilalap api. (airlangga)

Editor : Akhmad

Tinggalkan Balasan