Korban Arisan Online Mengaku Tergiur Keuntungan dan Tertipu Gaya Hidup Mewah

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Fenomena arisan online bodong ramai menyeruak ke publik beberapa hari belakangan. Ratusan orang yang mengaku menjadi korban arisan online mendatangi Mapolda Kalsel dan Mapolresta Banjarmasin untuk mengadukan kerugian yang mereka alami.

Para korban yang sebagian besar dari kalangan wanita tersebut, mengalami kerugian bervariatif dari kisaran jutaan rupiah hingga ratusan juta rupiah.

Dua nama yang hangat disebut, RA dan FNF alias LF. Dua nama tersebut juga yang saat ini banyak dilaporkan korbannya ke Mapolresta Banjarmasin.

RA, warga Jalan Pramuka Komplek Rahayu Perumahan Grand Nuriz Kelurahan Sungai Lulut, Banjarmasin dilaporkan karena diduga ‘menilep’ uang miliaran rupiah dari nasabahnya.

Ibu muda yang diketahui melalui akun Instragramnya memiliki gaya hidup mewah tersebut, disinyalir memulai praktek jual beli arisan online sekitar 2017.

Baca Juga : Geledah Kediaman Bandar Arisan RA, Polisi Sita Barang Branded, Elektronik dan Sebuah Rumah

Baca Juga : Polisi Dalami Adanya Kemungkinan Keterlibatan Pelaku Lain Dalam Arisan Online RA

Sedangkan FNF alias LF terakhir dilaporkan 28 nasabahnya ke Mapolresta Banjarmasin, karena diduga tidak mengembalikan uang arisan lebih dari Rp 300 juta. Menurut informasi para korban, LF sudah menjalankan praktek jual beli arisan sejak 2018 silam.

Modus yang dipakai kedua wanita ini pun sekilas sama. Mereka yang memiliki banyak pengikut di akun Instagramnya memanfaatkan hal tersebut untuk mempromosikan arisannya.

Selain itu mereka pun biasa memposting gaya hidup mewah untuk menarik perhatian para calon nasabah. Hal tersebut bertujuan untuk meyakinkan para calon nasabah bahwa mereka memiliki banyak uang hingga tak mungkin merusak kredibilitas serta melakukan penipuan.

Keduanya menjalankan aksinya dengan cara menjual slot arisan dengan harga beragam. Setiap calon nasabah yang berminat akan diminta menyerahkan atau mentransfer sejumlah uang untuk setiap slot yang diinginkan.

Dari nilai atau biasa disebut modal awal yang disetorkan, para nasabah akan mendapatkan uang pencairan arisan dengan keuntungan bervariasi sesuai besarnya modal awal. Namun jika dirata-rata setiap nasabah dijanjikan mendapatkan keuntungan nilai pencairan kurang lebih 30 persen.

Meski kejadian ini bukan hal pertama yang terjadi, tapi faktanya masyarakat seperti tak pernah jera. Buktinya, ada beberapa korban yang menjadi korban keduanya.

Salah satunya AT, seorang ibu muda warga Banjarmasin yang menjadi korban RA dan LF.

“Ikut RA sebanyak dua slot dengan nilai Rp 20 juta. Kalau LF sekitar Rp 11,7 juta,” ujarnya kepada klikkalsel.com, Selasa (22/2/2022).

Selain karena keuntungan yang menggiurkan, ia mengaku tertarik menjadi nasabah arisan online karena para bandar tersebut merupakan selebgram yang memiliki banyak pengikut.

“Banyak yang ikut jual beli arisan mereka berdua, termasuk teman-teman saya. Makanya saya percaya,” lanjutnya.

Baca Juga : Korban Arisan Online Berdatangan ke Mapolresta Banjarmasin

Selain itu, gaya hidup mewah mereka membuat AT beranggapan para bandar tersebut memiliki banyak uang hingga tidak mungkin melakukan penipuan.

Bahkan diawal keikutsertaannya di jual beli arisan tersebut pencairan berjalan normal. Namun lama kelamaan mulai terjadi keterlambatan pencairan.

Jika para nasabah mulai ribut pada saat jatuh tempo pencairan, para bandar tersebut akan mentransfer sejumlah uang untuk menenangkan. Dengan alasan pencairan tahap pertama karena uangnya belum terkumpul.

“Yang Rp 20 juta itu pas jatuh tempo pencairan saya tagih. Tapi cuma ditransfer Rp1 juta. Katanya sebagai pencairan pertama. Namun setelah itu ternyata gak pernah dicairkan lagi,” tambahnya.

Padahal uang itu, ujarnya merupakan tabungan dari hasil dagangannya.

Selain menanggung kerugian materi, AT juga mengaku menanggung malu karena dimarahi orang tua dan suaminya.

Setelah dua kejadian yang menyebabkan dirinya mengalami kerugian lebih dari Rp 30 juta rupiah tersebut, AT mengaku jera dan mengaku tidak akan pernah lagi mengikuti arisan online atau bentuk investasi berbentuk online lagi.

“Jera. Cukuplah dua kali ini,” pungkasnya. (david)

Editor: Abadi