Sosial  

Kenakalan Remaja Perlu Penanganan Family Therapy dan Psikoterapi Libatkan Orangtua

Ilustrasi kenakalan remaja (internet)

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Belakangan ini Kota Banjarmasin sempat dihebohkan dengan maraknya kriminalitas yang dilakukan oleh sejumlah remaja dibawah umur. Bahkan ada beberapa yang harus berhadapan dengan hukum.

Hal ini diketahui telah menyita banyak perhatian masyarakat Kota Banjarmasin, khususnya dalam kasus penyimpangan remaja yang sudah masuk ke perilaku kriminalitas.

Diantaranya, Melinda Bahri,S.Psi Psikolog dari RSUD Ansari Saleh Banjarmasin, ia mengatakan banyak faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang anak-anak di bawah umur atau kenakalan remaja.

“Perilaku kekerasan dilakukan anak-anak atau dalam istilah psikologi disebut conduct disorder,” ujarnya, Kamis (10/8/2023).

Perilaku ini antara lain dapat dilihat di kehidupan sehari-hari, yang contohnya suka melakukan intimidasi, merusak barang milik orang lain maupun diri sendiri.

Baca Juga : Video Segerombolan Remaja Bawa Sajam di Banjarmasin Viral

Baca Juga : Polisi Amankan 7 remaja Pembawa Sajam yang Videonya Viral di Media Sosial

“Menyulut pertengkaran, berbohong, bullying, suka minggat dari rumah, bolos sekolah, mencuri dan melakukan kekerasan fisik kepada orang,” tuturnya.

Kemudian, juga ada faktor sosial yaitu kemiskinan, lingkungan yang tidak teratur, sekolah yang buruk, keluarga yang tidak utuh (broken home), penyakit mental anggota keluarga, pola asuh yang keras,serta pengaruh pergaulan teman sebaya dapat menyebabkan munculnya gangguan ini.

Dalam kelompok teman sebaya terkadang terdapat tokoh yang memiliki kekuasan dan mendominasi teman-temannya untuk mempengaruhi perilaku anggota kelompok lain agar mengikuti pola perilaku dari teman yang mengarah kepada perilaku kekerasan.

Apabila tidak terlibat dalam aktivitas yang sama dalam kelompok, mereka takut akan kehilangan teman atau terancam tidak diterima dalam kelompoknya.

Di usia remaja, kebutuhan anak untuk berkumpul dalam suatu kelompok pertemanan (per group) adalah salah satu bentuk untuk menunjukkan eksistensi diri,mereka cenderung memilih kelompok yang memiliki minat yang sama dan mengikuti nilai-nilai yang terbentuk dalam kelompok tersebut.

“Sehingga anak remaja terkadang kurang menelaah nilai-nilai yang ada pada kelompok tersebut, apakah menentang aturan atau tidak,yang dibutuhkan adalah penerimaan dalam dari teman sebaya,”

Untuk menangani anak remaja yang terlibat dalam perilaku kekerasan, diperlukan penanganan dengan family therapy dan psikoterapi yang melibatkan orangtua dan tenaga profesional yaitu psikolog untuk bersama-sama membantu anak membentuk perilaku positif.

“Mengembangkan empati,menggali potensi diri agar dapat berperilaku adaptif di lingkungan sosial,” pungkasnya. (airlangga)

Editor: Abadi