HST  

Keluhkan Gatal-gatal, Para Pengungsi Banjir Tak Bisa Tidur

Para pengungsi banjir di Gedung Juang Barabai tidak bisa tidur dan mengeluhkan gatal-gatal. (foto : dayat/klikkalsel.com)

BARABAI, klikkalsel.com – Genangan air yang merambat ke ratusan bahkan ribuan perumahan Kota Barabai hingga desa-desa yang berada di hilir aliran sungai, mengakibatkan ribuan warga Hulu Sungai Tengah (HST) mengungsi ke beberapa titik pengungsian.

Hingga larut malam, banyak pengungsi yang mengaku tidak bisa tidur serta mengeluhkan gatal-gatal imbas dari air bah tersebut.

Menurut Anisa warga Sungai Tabuk Kecamatan Barabai, Senin (29/11/2021) sekira 01.00 Wita, Dirinya mengungsi di Stadion Mandingin mengaku tidak bisa tidur karena gatal-gatal dan sakit kepala.

Lebih lanjut, anaknya yang bernama Afta pun juga menangis dan tidak bisa tidur karena merasa gatal-gatal serta tidak terbiasa di lokasi pengungsian.

“Siang tadi sempat behayau (berjalan) keluar dari lokasi banjir. Akibatnya saya dan anak merasa gatal-gatal dan tidak bisa tidur,” tuturnya.

Baca Juga : Banjir HST : Hingga Larut Malam, BPPD dan Basarnas bersama Relawan Gabungan Evakuasi Warga Yang Terjebak Banjir

Baca Juga : Banjir HST : Banyak Warga Terisolir dan Butuh Bantuan, Status Bencana Menjadi Tanggap Darurat

Dalam pemantauan lapangan media ini, banyak terdengar anak-anak menangis dan tidak bisa tidur di lokasi pengungsian Stadion Mandingin.

Kemudian, di Gedung Juang Barabai dan Mesjid Shulaha Barabai yang merupakan titik pengungsian lainnya juga turut merasakan hal yang sama. Terlebih lagi, kondisi setempat gelap karena listrik turut dipadamkan.

Menurut pengakuan Kadari salah satu pengungsi, Dirinya merasa meriang dan kenyamukan turut pula tidak bisa tidur. Selain itu, ia pun juga tidak sempat membawa obat-obatan untuk kebutuhannya.

Sementara itu, Posko Induk Bencana Banjir HST berada di Stadion Mandingin Barabai. Begitupun juga untuk Posko Kesehatan berada di titik sentral tersebut.

Kemudian, untuk pelayanan dari posko kesehatan sendiri masih hanya bisa melayani yang datang saja dan belum bisa menjangkau ke titik-titik pengungsian.

Sedangkan titik pengungsian sendiri rata-rata dikepung genangan air banjir dan berjarak lumayan jauh dengan posko induk. Sehingga, tidak memungkinkan pula para pengungsi untuk datang ke Posko Induk tersebut. (dayat)

Editor : Akhmad