Jembatan Kapuh dan Sungai Rangas Menanti Perbaikan Total

Kondisi Jalan dan Jembatan Sungai Kapuh yang bergelombang serta siringnya kian terkikis membuat warga dan pengguna jalan semakin khawatir. (foto : dayat/klikkalsel.com)

BARABAI, klikkalsel.com – Pasca banjir besar yang melanda Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) 14 Januari 2021 silam, berbagai infrastruktur jalan dan jembatan rusak dan sangat mengkhawatirkan.

Diantaranya yaitu Jembatan Kapuh – Barikin, Kecamatan Haruyan atau sebagian warga mengenal sebagai Jembatan Sungai Bikat dan Jembatan Sungai Rangas, Labuan Amas Selatan, merupakan ruas jalan raya Trans Kalimantan yang hingga kini menantikan perbaikan.

Pasalnya, kondisi jembatan tersebut saat ini bergelombang dan tak kunjung diaspal, melainkan hanya ditambal dengan cor semen serta sering tekelupas.

Sehingga, dengan kondisi tersebut sangat rawan kecelakaan dan mengganggu tidur warga setempat, imbas dari getaran berbagai macam angkutan yang melintas.

Usuf salah satu warga Desa Kapuh Senin (27/12/2021) mengatakan, melihat kondisi jembatan itu sangat khawatir karena kian tekelupas dan bergelombang. Pasalnya, beberapa bulan terakhir memang dilakukan perbaikan dengan tambal sulam. Akan tetapi, sangat tidak maksimal dan masih saja rusak.

Menurutnya, jembatan tersebut dapat sesegeranya dilakukan perbaikan total oleh pemerintah yang berwenang. Karena, saat ini bagi pengendara yang melintas sangat rawan kecelakaan. Terlebih lagi, ketika malam terdengar sangat bising, karena berbagai mobil, baik yang biasa maupun angkutan besar yang melintas membuat hentakan keras di jembatan tersebut.

“Jembatannya sangat mengkhawatirkan, rawan kecelakaan. Kondisinya saat ini masih bergelombang, tak jarang warga juga berinisiatif melakukan penambalan. Lebih lagi, pada malam hari sangat bising dan sering membuat tidur kami terganggu karena terkejut mendengar hentakan mobil angkutan berat melintas,” tuturnya.

Disamping ruas jalan depan jembatan tersebut juga terdapat garis police line yang mengamankan titik siring jalan yang roboh dan kian terkikis. Selain itu, pada bahu jalan setempat juga terdapat himbauan dari Polres HST yang berisi himbauan untuk hati-hati terhadap jalan dan jembatan tersebut yang bergelombang dan rawan kecelakaan lalu lintas.

Selain Jembatan Kapuh, Jembatan Sungai Rangas, Kecamatan Labuan Amas Selatan (LAS) juga mengalami kondisi yang serupa.

Sari warga setempat mengaku, dalam beberapa bulan terakhir sudah berulang kali terjadi kecelakaan, bahkan sampai menimbulkan korban jiwa.

“Sering terjadi kecelakaan disini, terakhir tadi truk tercebut, adapula unit pemadam terbalik, serta berbagai kecelakaan lainnya. Karena kondisi jembatannya bergelombang, terlebih lagi tepat pada titik belokan,” tuturnya.

Pada lokasi tersebut juga sudah terpasang himbauan dari Satlantas Polres HST terkait lokasi rawan kecelakaan. Akan tetapi, pada malam hari sangat gelap dan minim penerangan pada lokasi tersebut yang dikhawatirkan bagi yang tidak mengetahui akan sangat membahayakan.

Kemudian, sama halnya dengan Jembatan Kapuh tadi, Jembatan Sungai Rangas tersebut juga sangat bising pada malam hari. Tak jarang Sari dan anaknya yang masih sangat kecil terkejut dan terbangun ketika berbagai mobil besar melintas yang memberikan getaran dan suara begitu keras.

Diketahui, sepanjang ruas jalan Trans Kalimantan dari Sungai Rangas hingga ke Haruyan, tidak hanya dua jembatan itu saja yang sangat mengkhawatirkan bagi warga, akan tetapi ruas-ruas jalannya juga banyak terdapat lubang dan gelombang, sehingga para pengendara yang melintas harus sangat hati-hati.

Sementara itu, wakil Rakyat Kalsel, Athaillah Hasbi turut prihatin melihat jembatan Kapuh, Jembatan Sungai Rangas, serta ruas-ruas jalan sepanjang lokasi tersebut yang banyak dikeluhkan warga.

“Saya berharap kepada Balai Jalan dan Jembatan Wilayah Kalimantan untuk secepatnya memperbaiki jalan dan jembatan tersebut. Buatkan jembatan sementara untuk lalu lintas angkutan dan jangan menggunakan jalan kabupaten sebagai jalan alternatif.,” tuturnya yang merupakan anggota Komisi IV DPRD Kalsel.

Terkait persoalan ini ia akan bawa dengan segera kepada Komisi III yang memang membidangi infrastruktur. Serta, apabila dapat dengan segera diperbaiki tahun 2022 diharapkan ada jembatan sementara untuk angkutan, agar jangan sampai menggunakan jalan kabupaten yang apabila hancur akan membebani APBD kabupaten. (dayat)

Editor : Akhmad