Jasa Penukaran Uang Hanya Meminta Upah dari konsumen

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Penyedia jasa tukar uang di kawasan Jalan Lambung Mangkurat dan Jalan Anang Adenansi mulai bermunculan untuk menjual jasa penukaran uang.

Pantauan klikkalsel.com dilapangan puluhan jasa penukar uang di kawasan Jalan Lambung Mangkurat bersusun rapi ditepi jalan kasawasan tersebut sejak pagi hari, diantaranya menghiasi bahu jalan dan trotoar. Tidak ketinggalan dengan aksinya yang menentengkan sejumlah uang.

“Hampir setiap tahunnya bisnis tersebut banyak melakoninnya namun adapula yang meninggalkan bisnis tersebut,” ucap YD Duit (gelaran) kepada klikkalsel.com Rabu (5/5/2021) Sore.

Berapa jasa keuntungan yang didapat?, ia menyampaikan dalam penukaran Rp Rp100 ribu ia mendapat untung Rp5 ribu atau 5 persen.

“Misal ada konsumen yang menukarkan uang dengan nominal pecahan Rp10 ribu, Rp5 ribu atau Rp2 ribu sebesar Rp100 ribu, maka konsumen membayar Rp105 ribu. Ya lima ribu rupiah upah ongkos tukar ke Bank lah,” ucapnya sambil mengajak duduk di trotoar tepi jalan Lambung Mangkurat.

Maksimal hingga Rp10 juta seharinya uang yang beredar dalam penukaran dan minimal Rp4 hingga Rp5 juta.

“Kalau Rp100 ribu saya mendapatkan Rp5 ribunya, jadi kalau Rp10 juta akan menghasilkan Rp500 ribu. Itu jika mencapai sepuluh juta tetapi setiap hari hanya dikisaran Rp200 ribu saja. Entah nanti mendekati lebaran,” ucapnya dengan tersenyum.

Saat ditanya dalam menjual jasa apakah sering mendapat teguran atau gangguan?, sejauh ini untuk tindak kejahatan hampir tak ada namun ia sering kucing-kucingan dengan petugas dari Salpol PP.

“Kalau datang dan membunyikan klakson, kita semua dan teman teman ngacir dulu lah kemudian kita kembali mangkal,” katanya.

Pria kelahiran 1970, tinggal di kawasan Gerilya, dalam menjajakan uang ternyata tak hanya sendiri dikeluarga, anaknya, isternya dan adik iparnya juga melakukan jasa pertukaran uang terebut. Banyak diantara orang yang menyinggung pekerjaan penukaran uang ini karena berbau riba.

Menurut warga Banjar Selatan tersebut penyedia jasa penukaran baru hanya meminta upah, bukan melakukan transaksi jual beli uang.

“Kami hanya minta upah Rp5 ribu untuk penukaran uang baru,” ucapnya.

Tak jauh beda dengan penuturan Jali, Warga Banjarmasin Barat yang juga berprofesi sebagai jasa penukar uang menjelang lebaran Idul Fitri. Mendekati hari-hari menjelang lebaran uang pecahan Rp2 ribu, Rp5 ribu dan Rp10 ribu paling banyak dicari warga masyarakat. Mungkin untuk dibagikan kembali yang kebanyakan dibagikan untuk anak-anak.

“Dari 10 hari terakhir di bulan Ramadhan ini mulai ramai,” katanya.

Pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan Tahunan baginya, Bapak 2 anak tersebut merupakan pekerja swasta lepas.

Sejak 7.30 pagi sampai 17.30 sore, Jali sudah berda di lokasi. Kemudian pulang dulu dan malam turun lagi pada pukul 19.00 Wita sampai 21.30 Wita.

“Ya rezeki setahun sekali mas,.. lumayan untungnya bisa tambahan beli baju anak lebaran terlebih kondisi seperti ini,” pungkasnya dengan sedikit lirih.(azka)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan