Inisiatif AT2030 Surakarta dan Banjarmasin Luncurkan Pendekatan Partisipatif untuk Membangun Kota Inklusif-Disabilitas

Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina saat mengikuti peluncuran program dari warga untuk kota pendekatan parstisipatif membangun Kota Inklusif Disabilitas melalui Zoom Meeting

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina memberikan sambutan dalam Peluncuran Program Dari Warga Untuk Kota Pendekatan Partisipatif Untuk Membangun Kota Inklusif-Disabilitas, melalui video conference, di Rumah Dinas Walikota.

Agenda utama dalam kegiatan tersebut adalah memaparkan dan meluncurkan temuan dari kedua inisiatif, studi partisipatoris bersama para penyandang disabilitas mengenai infrastruktur inklusif di Kota Solo dan co-design ruang publik yang inklusif bersama warga di Kota Banjarmasin sebagai penutup dari inisiatif AT2030 di Surakarta dan Banjarmasin.

AT2030 adalah sebuah penelitian tentang solusi berbasis kewargaan terkait aksesibilitas alat bantu yang dilakukan oleh Yayasan Kota Kita, Kaki Kota, UCL, SLURC dan Global Disability Innovation (GDI).

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming serta perwakilan dari Foreign and Development Office pemerintah Inggris, Anne MacKinnon.

Paparan temuan disampaikan oleh perwakilan dari Global Disability Innovation Hub, Mikaela Patrick dan perwakilan dari University College London, Julian Walker, ditanggapi oleh Eka Prastama Widiyanta dari Komisi Nasional Disabilitas, Sunarman Sukamto dari Kantor Staf Presiden, Yulianto dari Tim Advokasi Difabel Kota Surakarta, Masni dari HWDI Banjarmasin, Sumilir Wijayanti dari BAPPEDA Kota Surakarta, dan Agus Sultoni yang merupakan Lurah Pelambuan, Banjarmasin.

Baca Juga : Lebih Tinggi Dibanding Bulan Sebelumnya, BPS Tabalong Catat Inflasi 0,68% Saat Ramadhan

Baca Juga : Walikota Banjarbaru Dukung Program Guru Penggerak

Dalam sambutannya Ibnu Sina menyampaikan bahwa untuk mewujudkan kota inklusif harus memperhatikan 3 aspek, yang pertama kebijakan harus inklusif, berpihak kepada kelompok rentan, marjinal dan penyandang disabilitas, kedua, pelayanan publik yang inklusif dan ramah.

Yang ketiga adalah bagaimana masyarakat dapat dilibatkan dan mampu menerima berbagai bentuk keberagaman maupun perbedaan.

Terakhir, ia berharap kegiatan tersebut dapat menjadi sebuah referensi dan kebijakan bagi kota ramah inklusif-disabilitas.

“Saya berharap melalui program AT2030 yang dikelola oleh Global Disability Hub ini berkolaborasi dengan Yayasan Kota Kita dan Yayasan Kaki Kota Banjarmasin, dua kegiatan ini yang sejak 2019 sudah berlangsung dan pada tahun 2021 dilaksanakan di Kota Surakarta menjadi sebuah referensi dan kebijakan inklusif-disabilitas yang baik bagi kota yang ramah disabilitas”, pungkasnya.(adv/fachrul)

Editor : Amran