BANJARMASIN, klikkalsel.com – Puluhan mahasiswa yang tergabung dari berbagai kampus di Kota Banjarmasin melakukan aksi damai turun ke jalan untuk memperingati Hari Perempuan Internasional (HPI).
Pantauan klikkalsel.com aksi damai tersebut berlangsung di perempatan Jalan Lambung Mangkurat dan Pangeran Samudera atau lebih dikenal masyarakat dengan sebutan Bundaran Hotel A Banjarmasin, Selasa (8/3/2022) sekitar pukul 16.00 Wita.
Beberapa peserta aksi tampak berdiri melingkar di bundaran tersebut dengan menenteng atribut aksi berupa spanduk berisikan tuntutan tentang kebebasan perempuan sambil menyanyikan lagu-lagu perjuangan mahasiswa.
Meskipun diguyur hujan, aksi tersebut terus berlangsung, bahkan massa terus berdatangan, sementara lalu lintas di kawasan tersebut terpantau lancar.
Dijelaskan koordinator Aksi, Nuril Izze Salbila, aksi ini serentak dilakukan di seluruh dunia untuk memperingati HPI. Dengan membawa tema nasional yaitu kekerasan seksual mengancam perempuan, sementara hidup perempuan tanpa perlindungan sosial dan negara jangan lepas tanggung jawab.
“Jadi dua poin penting dalam aksi ini yaitu membahas tentang RUU tindak pidana kekerasan seksual (TPKS) yang partisipatif dalam pembahasan dan pro korban, serta mewujudkan sistem perlindungan sosial yang tidak diskriminatif,,” ujarnya.
Alasan pihaknya melakukan aksi ini dikarenakan menilai, sebagian orang mungkin masih banyak yang tidak tahu tentang isu-isu perempuan atau kepedulian streng gender.
Oleh karena itu, dia melakukan aksi di pusat kota dan mengkampanyekan tentang kebebasan perempuan di momen peringatan HPI kali ini guna menumbuhkan rasa kepedulian terhadap perempuan.
“Untuk menumbuhkan kepedulian dan kebebasan para perempuan,” ucapnya.
Baca Juga : Polda Kalsel Bongkar Dugaan Praktek Penimbunan Ribuan Liter Minyak Goreng
Baca Juga : Melihat History Banjarmasin, Seharusnya Ibu Kota Provinsi Kalsel Tidak Perlu Dipindah
Lebih lanjut, kata dia aksi ini juga menjadi langkah awal pihaknya untuk mengiring isu-isu perempuan yang ada di Indonesia untuk mendapatkan keadilan.
Menurut Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dari PBB, perempuan dikategorikan sebagai kelompok rentan karena beberapa faktor, salah satunya ketidaksamaan hak antara laki-laki dan perempuan di ruang publik.
Oleh sebab itu, Hari Perempuan Sedunia pertama kali diperingati pada tahun 1911. Hari itu menandai seruan kepada semua orang betapa pentingnya kesetaraan.
Peringatan itu bermula dari tahun 1908, dimana terdapat kerusuhan besar dan perdebatan kritis di kalangan perempuan yang dipicu dari penindasan dan ketidaksetaraan.
Kebebasan berekspresi di kalangan perempuan sangat dibatasi hingga pada tahun 1908, sebanyak 15 ribu perempuan turun ke jalan untuk menuntut jam kerja yang lebih manusiawi, gaji yang lebih baik, dan hak suara untuk didengarkan.
Oleh kejadian itu, Amerika Serikat menjadi negara yang pertama kali memperingati Hari Perempuan Nasional pada tahun 1909. Hal ini sesuai dengan deklarasi Partai Sosialis Amerika.
Mereka memperingati Hari Perempuan Nasional pada 28 Februari. Perayaan ini terus dilakukan pada Minggu terakhir bulan Februari sampai tahun 1913.
Namun, peringatan hari perempuan sedunia atau International Women’s Day diubah peringatannya setiap tanggal 8 Maret, Tahun ini, Hari Perempuan Sedunia atau International Women’s Day jatuh di hari Selasa, 8 Maret 2022. (airlangga)
Editor: Siti Nurul