Gabus ‘Channa Maru’ Ikan Air Tawar Termahal?

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Memiliki keunikan tersendiri, Gabus Channa Maru saat ini tergolong ikan termahal dari jenis ikan gabus di Pulau Kalimantan.

Aswin seorang penghobi ikan jenis predator di Banjarmasin mengaku, selain memelihara, ia juga menjual berbagai jenis ikan pemangsa ini.

“Awalnya cuma sebagai peliharaan didalam aquarium saja tapi lama kelamaan dan ketertarikan teman –teman yang ingin memilikinya. Akhirnnya timbul untuk menjaga dan mengembangkannya hingga menjadi hobi,” katannya saat ditemui klikkalsel Senin (25/1/2021).

Unik memang, dan belum banyak orang yang berani memelihara ikan predator menjadi daya tarik untuk membelinya. Ada belasan jenis ikan predator koleksi Aswin yang dijualnya. Seperti Piranha, Arwana, Aligator, Peacock Bass, Palmas, Datz Tiger, Chana Maru, Pacu Albino, hingga jenis ikan Buntal.

“Seperti ikan Piranha ini, salah satu ikan air tawar omnivora yang hidup di sungai-sungai di Amerika Selatan. Mereka terkenal dengan gigi tajam dan pemakan daging. Harganya dijual kisaran antara Rp30 ribu sampai Rp150 ribu,” ucap Aswin.

Ia juga memiliki jenis ikan hias air tawar yang berasal dari perairan di Benua Amerika, yakni Peacock Bass. Ikan memiliki bentuk wajah yang agak sangar, dimana terlihat dari bola matanya yang berukuran cukup besar dengan pupil berwarna hitam dan lingkarannya berwarna kuning terang.

“Peacock Bass memiliki ciri seperti tanda garis hitam yang agak tebal dengan bentuk vertikal di bagian badannya. Selain itu, pada bagian pangkal ekornya terdapat bintik hitam yang berukuran agak besar. Warna di badannya tergolong bervariasi dan tiap jenisnya masing-masing,” terangnya.

Ditambahkannya beberapa jenis ikan Peacock Bass, di antaranya adalah Temensis Peacock Bass, Orinoco Peacock Bass, Kelberi Peacock Bass, Azul Peacock Bass, monoculus Peacock Bass dan jenis lainnya.
“Saya memiliki Peacock Bass jenis monoculus, harganya Rp 450 ribu dengan ukuran 20cm. Kalau yang mahal itu jenis Temensis, harganya bisa lebih Rp.1 juta ukuran 20cm, tapi saya tak ada stoknya,” tambah Aswin.

Koleksi ikan Aswin juga ada yang berasal dari benua Afrika. Namun, kini keberadaannya sudah bisa dibudidayakan secara lokal, sehingga para penghobi ikan dapat menikmati keindahannya.

“Orang suka memelihara ikan ini karena gerakannya yang anggun dan tempramennya yang cenderung kalem. Walaupun sebenarnya ikan palmas termasuk kategori ikan carnivora,” jelasnya lagi.

Selain itu ia juga memiliki ikan Palmas jenis Endlicheri yang dijualnya Rp.200 ribu berukuran 20cm. Dan, satunya lagi jenis Palmas Albino ukuran sekitar 14cm yang dibandrolnya Rp.75 ribu.

Ikan hias predator ternyata tak hanya berasal dari luar negeri, dari perairan Indonesia pun tak kalah banyak jenisnya dan menjadi buruan para pengoleksi ikan hias pemangsa. Seperti jenis Datz Tiger Fish, yang merupakan salah satu jenis ikan hias predator asli Indonesia. Ikan ini banyak dijumpai perairan tawar di Kalimantan, Sumatera, dan Papua.

“Datz Tiger Fish sangat populer di kalangan penghobi akuarium karena warnanya yang seperti harimau. Ikan ini ada warna silver dan gold. Biasanya, warna gold lebih mahal harganya,” ungkap Aswin.
Untuk ikan Datz Tiger Silver, ia menjual antara Rp.50 ribu – Rp.150 ribu Sedangkan, Datz Tiger Gold berkisar antara Rp.140 ribu hingga Rp.600 ribu, tergantung ukuran ikan.

“Saya pernah menjual Gold Tiger Fish ukuran 42cm seharga Rp.2 juta. Jenisi ini paling dicari, sebab memilik garis atau bar melingkar sampai perut,” sebut Aswin, yang mengaku memperoleh Datz Tiger Gold dari perairan Marabahan dan Datz Tiger Silver dari Tabunio.

Selain itu, Aswin juga memiliki ikan jenis Channa Maru Red Sebangau, yang ia peroleh dari perairan Sebangau. Lalu, jenis Channa Maru Yellow Sentarum yang diperolehnya dari perairan Danau Sentarum Kalimantan Barat.

“Ini keluarga ikan Gabus, atau ikan haruan kata orang Banjar. Dulu, sering disantap, sekarang jadi koleksi. Jenis Channa Maru Red ini yang paling mahal. Tergantung dari motif yang banyak bunganya, dengan mata merah,” beber Aswin yang membandrol Channa Maru Red Sebangaunya seharga Rp.1,5 juta dengan ukuran 45cm.

Menurutnya, rata-rata ikan jenis Canna Maru diambil dari perairan Kalimantan Tengah, seperti dari Sebangau, Sampit, Seruyan dan Buntok. “Dengar-dengar sih, kedepannya jenis ikan Channa Maru ini akan dilindungi karena habitatnya yang sudah mulai berkurang,” imbuh Aswin, yang mendapat pasokan ikan jenis predator dari pengepul langganannya.

“Pembeli banyak dari luar kota, seperti Banjarbaru dan Martapura dan Batulicin. Kalau luar daerah ada yang dari Palangka Raya, Muara Teweh, Buntok, Balikpapan, Grogot, hingga Makassar,”pungkasnya.(azka)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan