Farah dan Indira Siap Harumkan Nama Kalsel di Ajang FLS2N Cabang Lomba Pantomim

Farah (kanan) dan Indira (kiri) saat memperagakan gerakan pantomim

Sedangkan untuk waktu latihan, disampaikan bahwa pelatihan perminggunya menyesuaikan keperluan. “Kan untuk konsepnya dari tingkat Gugus, Kecamatan, Kota hingga Provinsi kan berbeda-beda. Lalu pada jenjang Nasional ini konsepnya juga ada perubahan lagi,” jelasnya.

“Jadi rata-rata 1 minggu itu ada 2 hingga 3 kali latihan,” lanjutnya.

Untuk pantomim, secara grup ini diakuinya bahwa kedua anak ini baru pertama kali mengikuti kompetisi dan bahkan hingga ke tingkat Nasional. Namun Farah sebelumnya juga pernah mengikuti kejuaraan pantomim kategori single.

Ibu Dina mengaku bahwa sejauh ini tidak menemukan kesulitan maupun kendala dalam proses latihan yang dilakukan oleh kedua anak tersebut.

Hal tersebut disampaikannya lantaran kegiatan yang dilakukan merupakan kehendak dan keinginan dari anak itu sendiri.

“Karena keinginan mereka sendiri. Jadi setiap proses latihan yang di berikan pelatihnya bisa dengan cepat di tangkap,” tuturnya.

Ketika di tanya kepada kedua anak ini, apakah mereka pernah merasa sedih atau kesusahan dalam belajar atau mengikuti kejuaraan pantomim?

Farah Latifa Andini menyampaikan bahwa sebelumnya ia pernah merasa sedih ketika kalah dalam kejuaraan pantomim di tingkat Kecamatan.

“Tahun 2019 mengikuti kejuaraan tingkat Kecamatan lalu kalah, itu yang membuat sedih,” ucapnya.

Sementara Indira Licia Putri, mengaku pernah sedih, lantaran pada saat melakukan gerakan dalam menari pernah salah gerakan.

“Pernah menangis sedih dulu, karena salah gerakan,” tuturnya sambil tersenyum malu.

Farah dan Indira juga mengatakan bahwa dalam mengikuti seni pantomim ini, tidak hanya sekedar untuk seru-seruan atau lucu saja. Tetapi bisa sekaligus belajar keseriusan dalam hal menekuni sesuatu.

“Termasuk merias wajah, kami suka merias wajah,” pungkas mereka.(fachrul)

Editor : Amran