Dugaan Korupsi KONI Banjar, Praktisi Olahraga Pinta Kejagung Hingga Kejati Turun Tangan

Praktisi olahraga beladiri Kabupaten Banjar, Hamid Audar saat wawancara dengan klikkalsel.com. (Mada)

MARTAPURA, klikkalsel.com – Dugaan adanya korupsi di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Banjar, saat ini tengah berjalan proses klarifikasi di Kejaksaan Negeri (Kejari) sejak beberapa pekan ini.

Adanya dugaan yang diendus oleh Kejari tersebut, membuat praktisi praktisi olahraga bela diri merasa harus diusut tuntas, serta harus ada perombakan kepengurusan.

“Semoga untuk kasus ini Kejati dan Kejagung cepat turun tangan juga. Kalo bisa secepatnya,” ucap Hamid Audar saat ditemui klikkalsel.com, Senin (12/08/2024).

Bukan tanpa dasar, dirinya meminta hal tersebut, karena berdampak kepada organisasi FORKI Kabupaten Banjar, dimana dari penglihatannya pada tahun 2024 ini dinilai sangat buruk, bahkan pertanggungjawaban uang yang didapat tidak ada.

“Sampai-sampai saat Porprov yang ada di Kandangan kemarin, dalam sejarah baru ini Cabor karate mengundurkan diri, karena ada atlet yang tidak main dan yang bisa main,” ucapnya.

Lelaki yang menyandang DAN 5 ini menekankan, agar proses di Kejaksaan bisa berjalan secepatnya, karena akan berdampak pada Cabor yang di bawahinya (KONI).

“Dengan adanya klarifikasi dari Kejari, saya sangat setuju,” tegasnya.

Bahkan ia mengakui, di FORKI Kabupaten Banjar sendiri, untuk uang transport atlet berbeda-beda. “Untuk bonus kurang tahu, tapi transport seperti itu yang saya dapat dari teman-teman,” bebernya.

Baca Juga : Kejari Banjar Endus Dugaan Korupsi Dana Hibah di Tubuh KONI, Kasi Pidsus: Masih Tahap Klarifikasi

Baca Juga : Pelapor Kasus Kode Etik ASN Pemko Banjarmasin Merasa Diintimidasi

Lebih dalam. Ami Hamid membuka, jika dirinya sebelum Porprov sempat ditunjuk jadi pelatih, namun ketidak ada kecocokan dengan peraturan, ia melakukan protes hingga berujung pencoretan namanya.

“Jadi hasil dari Porprov di Kandangan itu adalah dari Kejurprov, itu syarat, bahkan saat saya baru jadi atlet seperti itu. Namun kemarin ada beberapa orang atlet yang tidak mengikuti kejurprov di Banjarmasin, tapi waktu Porprov dipaksakan,” paparnya.

Namun satu pekan menjelang Porprov, ia mengatakan terdapat isu permasalahan, dia kemudian dimasukkan kembali sebagai pelatih. “Saya pertanyakan, alasannya cuman saya yang berani protes nanti. Tapi saya tidak mau, karena saya sudah dibuang masa saya ditarik lagi. Itu prinsip saya,” geramnya.

Bahkan, insentif untuk uang pelatih tidak diambil olehnya, namun untuk pakaian pendukung, seperti sepatu, jaket, hingga pakaian lainnya tetap diterima.

Dengan adanya kasus dugaan korupsi yang saat berjalan di Kejari Banjar, Ami Hamid mengaku siap untuk memberikan keterangan jika diminta.

“Karena saya ingin atlet dan Cabor di Kabupaten Banjar, khususnya karate saya ingin lebih baik lagi,” tandasnya.

Untuk diketahui, dana hibah yang dikelola oleh KONI Kabupaten Banjar mencapai 6,5 miliar. Bahkan saat ini kasus tersebut masih ber-proses serta telah memanggil beberapa cabor serta pengurus KONI untuk dimintai keterangan. (Mada)

Editor: Abadi