BANJARMASIN, klikkalsel.com – Masih di momen peringatan wafatnya Pahlawan Nasional Pangeran Antasari ke 159 tahun yang jatuh pada tanggal 11 Oktober 2021, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan berinisiatif mengusulkan dua pejuang Banjar lainnya untuk dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.
Dua sosok pejuang Banjar itu, yakni Pangeran Hidayatullah yang satu zaman perjuangan dengan Pangeran Antasari di masa penjajahan Belanda dan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari.
Pengeran Hidayatullah merupakan Sultan Banjar pada tahun 1859 yang juga salah satu pimpinan perang Banjar. Kemudian tahta dan perjuangannya dilanjutkan Pangeran Antasari pada tahun 1862.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Sosial juga mengusulkan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau yang lebih dikenal Datu Kalampaian yang merupakan seorang ulama dan mufti Kesultanan Banjar di masa Sultan Tahmidullah II sekitar tahun 1772.
Baca Juga : Masyarakat Banjar Patut Tahu! Kisah Heroik Pangeran Antasari dan Pesan Perjuangannya
Baca Juga : Medali Emas Pertama Kalsel di PON Papua, Kadispora: ‘Waja Sampai Kaputing’, Kado Haul Pangeran Antasari
Sosok Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari diketahui banyak menorehkan jasa di bidang keagamaan di Kesultanan Banjar, Nusantara dan Asia Tenggara. Salah satunya, Syekh Muhammad Arsyad menulis sebuah Kitab Hukum Ibadat (Hukum Fiqh), kemudian dikenal dengan nama Kitab Sabilal Muhtadin yang hingga kini menjadi referensi para ulama modern.
“Semoga disetujui pengajuan kita, tahun ini kita koordinasi dulu dengan Kementerian Sosial, dengan pihak-pihak terkait asal usul sejarah beliau. Nanti didiskusikan dan diseminarkan. Tahun depan kita usulkan,” ujar Kepala Dinas Sosial Kalimantan Selatan, Situ Nurhayani kepada Klikkalsel.com.
Diketahui, pengajuan usulan pengangkatan pahlawan nasional dilakukan pada bulan April. Apabila disetujui oleh pemerintah pusat, maka pengangkatan Pahlawan Nasional akan digelar di momen peringatan HUT RI.
Saat ini di Kalsel sendiri ada empat tokoh yang diangkat sebagai Pahlawan Nasional yaitu Pangeran Antasari, Ir PM Noor, Brigjen Hasan Basri dan Idham Chalid. (rizqon)
Editor: Abadi





