Dua Klaster Utama Pembawa Wabah Covid-19 di Kalsel, Masyarakat Diminta Kooperatif

Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel, M Muslim juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan Kalsel.
BANJARBARU, klikkalsel.com – Sejak pertengahan Maret, Kalimantan Selatan (Kalsel) berjibaku melawan Covid-19. 1 Mei 2020 tercatat 179 kasus positif Covid-19 di Bumi Lambung Mangkurat. Hasil penulusuran tim surveilans terungkap dua klaster utama pembawa wabah tersebut ke provinsi ini.
Pada tahap pengendalian wabah tersebut, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel telah memetakan beberapa klaster. Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 Kalsel M Muslim menerangkan, hasil identifikasi surveilans epidemiologi menunjukan
diantaranya klaster Gowa, klaster Jawa Barat, dan klaster Kalimantan Tengah.
Diketahui bersama, klaster Gowa tersebut mulai terungkap sejak awal April. Lonjakan pesat kasus pun tak terelakan dan secara persentasi paling mendominasi menularkan wabah covid-19.
“Klaster perjalanan ke Gowa (Sulawesi Selatan) 58,65 prosen, kemudian Jawa Barat 13,57 persen. Kemudian ada klaster lainnya 1,5 dari perjalanan Kalimantan Tengah, kemudian klaster lainnya yang tergabung dalam beberapa kontak pertama dan lain-lain ada sekitar 26,28 prosen,” ungkapnya di Command Center Diskominfo Kalsel, Banjarbaru, Jumat (1/5/2020).
Baca Juga : Tak Bisa Turunkan ‘Polisi India’ Bawa Rotan, Satpol PP Tak Ada Razia Mandiri Penegakan PSBB
Dari hasil pemetaan klaster-klaster tersebut, Muslim menambahkan tim surveilans di lapangan telah mengidentifikasi 3.529 orang. Mereka diintentifikasi diduga mengalami kontak erat dengan kasus positif maupun klaster yang ada.
”Dari jumlah 3.529 orang yang sudah diidentifikasi, petugas di lapangan sudah menemukan 2.306 diantaranya dari hasil kegiatan tracing dan tracking yang dilakukan selama ini,” imbuhnya.
Lanjut, Muslim menuturkan, melalui penulusuran masif tersebut mempermudah tahap penanganan Covid-19. Guna memutus mata rantai penularan, dengan melakukan pemisahan terduga positif dan yang sehat.
Kendati demikian, Muslim meminta kepada orang-orang yang pernah melakukan kontak dengan pasien positif yang ada agar berlaku jujur (kooperatif). Sehingga petugas akan cepat melakukan penanganan baik melalui rapid tes atau tes PCR.
“Masyarakat yang pernah kontak erat dengan pasien positif agar jujur sehingga petugas medis bisa segera mendeteksi penularan sejak awal,” pungkasnya.(rizqon)
Editor : Amran