Dinkes Kalsel Rutinkan Inspeksi ke SPPG Pasca Keracunan MBG di Kabupaten Banjar

Suasana riuh dibalut rasa cemas para orangtua di IGD RSUD Ratu Zaleha Martapura saat insiden keracunan MBG.

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Lebih sepekan sudah pasca peristiwa keracunan massal makan bergizi gratis (MBG) melanda 134 siswa datri sejumlah sekolah di Martapura, Kabupaten Banjar, pada Kamis (9/10/2025) lalu. Hingga kini publik masih menunggu hasil uji laboratorium sampel makanan penyebab keracunan tersebut.

Peristiwa itu menjadi atensi serius di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalsel. Berbagai aspek menjadi sorotan Dinkes Kalsel, salah satunya tata kelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) guna memastikan keamanan pangan dalam pelaksanaan program MBG.

“Kita sudah melihat langsung situasinya dan bertemu dengan pengolah makanannya. Alhamdulillah, sampai saat ini tidak ada kendala berarti, namun tetap harus kita evaluasi,” tegas Kepala Dinkes Kalsel, Diauddin, Jumat (17/10/2025).

Terkait penyebab keracunan MBG, dia tidak ingin berspekulasi. Menurutnya lebih tetap pihak yang menjelaskan hasil uji laboratorium sampel makanan.

Baca Juga : Deteksi Dini Gangguan Kesehatan, 52.112 Bayi Baru Lahir Terskrining Dinkes Kalsel

Baca Juga : Percepat BLUD di Puskesmas, Dinkes Kotabaru Kaji Tiru ke Kotamadya Banjarbaru

“Prosesnya sebenarnya cepat, tinggal menunggu hasil dari laboratorium yang berwenang. Setelah keluar, baru bisa kita pastikan penyebab pastinya,” imbuhnya.

Sebagai langkah evaluasi, Dinkes Kalsel menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melaksanakan inspeksi ke dapur-dapur pengolah makanan. Diauddin menegaskan, langkah tersebut diambil untuk menjamin rasa aman kepada masyarakat bahwa MBG aman dikonsumsi oleh anak-anak.

“Kita ingin memastikan betul-betul tidak ada lagi kejadian serupa,” tegasnya.

Diauddin juga mengimbau seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan program MBG agar meningkatkan kewaspadaan dan disiplin terhadap prosedur pengolahan pangan.

“Pesan saya bukan hanya untuk pengelola dapur, tapi juga kepala sekolah dan guru. Semua harus ikut mengawasi. Jangan lalai. Cek makanan sebelum dibagikan agar kejadian serupa tidak terulang,” tandasnya. (rizqon)

Editor: Abadi