Dinas KP3 Banjarmasin dan HKTI Tinjau Lahan Terancam Mandul

Meskipun hujan turun beberapa hari terakhir dan menyebabkan jalan tergenang air berlumpur, masih saja lahan kekeringan dipenghujung persawahan. (foto : ganang/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel – Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Banjarmasin bersama organisasi Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) setempat meninjau lahan tani yang terancam ‘mandul’ atau gagal panen lantaran minim pasokan air di kawasan Kelurahan Sungai Lulut RT 8 dan 9, Senin siang (25/6/2018).

Kepala Dinas KP3 Banjarmasin, Lauhem Mahfuzi beserta tim didampingi 3 orang Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan 2 orang anggota HKTI bersama petani, turun ke lapangan terpaksa harus berjalan kaki sekitar 1 kilometer, serta melintasi jalur lumpur saat menuju lokasi lahan kering. Kendati medan untuk lokasi tak bisa dilalui kendaraan roda dua.

Karena hujan turun beberapa hari terakhir dan menyebabkan jalan tergenang air berlumpur, mengharuskan tim peninjau menembus lumpur menuju lahan kekeringan dipenghujung persawahan. (foto : ganang/klikkalsel)

“Sebanyak 3 titik lokasi yang diajukan oleh warga bendungan/tabat berukuran 3 meter persegi bisa segera kita ajukan ke walikota dan segera ditindaklanjuti,” ucap Lauhem Mahfuzi kepada klikkalsel.com usai meninjau lokasi lahan kering.

Peninjauan lapangan tersebut, menindaklanjuti laporan warga yang bersumber dari informasi HKTI Banjarmasin pada akhir Ramadhan tadi. Bahwasanya, lahan sawah milik para petani setempat seluas kurang lebih 100 hektar mengalami kekeringan, selama tiga bulan terakhir.

Ditambahnya, permohonan warga tergabung dalam 4 kelompok tani di Kelurahan Sungai Lulut tersebut, kemungkinan akan terealisasi tahun depan.

Sementara itu perwakilan petani setempat, Fauzi sangat mengharapkan perhatian dan solusi dari Pemerintah Kota Banjarmasin dalam hal menindaklanjuti masalah kekeringan lahan sawah.

“Dulu pernah dapat aliran air dari PDAM, sebelum warga dapat fasilitas air bersih. Ada pompanisasi cuma di persahawan depan. Lahan kami posisinya diujung dan berbatasan dengan Kabupaten Banjar tidak mendapat bantuan fasilitas bendungan air,” ujar Fauzi.

Sebelumnya, para petani telah membuat kanal atau aliran air di area persawahan, namun upaya itu tidak membuahkan hasil maksimal untuk perairan lahan. (rizqon)

Editor : Elo Syarif

Tinggalkan Balasan