Dikhawatirkan Menjadi Media Penularan, Dinkes Minta Sampah Isoman Harus di Bungkus Plastik Kuning

BANJARMASIN, klikkalsel.com -Tingginya kasus Covid-19 di Banjarmasin juga berdampak pada penuhnya ruang perawatan rumah sakit menampung pasien.

Tidak hanya di rumah sakit, sebagian besar warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa gejala juga banyak yang melakukan isolasi mandiri (Isoman) di rumah.

Pemko Banjarmasin mengimbau kepada warga yang melakukan isoman untuk dapat mengelola sampah atau limbah yang dihasilkan setiap harinya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Machli Riyadi, menyampaikan bahwa hal tersebut harus dilakukan lantaran adanya kekhawatiran di masyarakat akan adanya penularan virus yang terjadi lewat limbah atau sampah warga isoman.

Menurutnya, tanggung jawab yang bisa dilakukan warga dalam menghadapi pandemi saat ini salah satunya dengan cara selalu berperilaku hidup sehat dan bijak memilah sampah sebelum dibuang.

“Pisah limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Khususnya masker bekas dipakai warga yang menjalani isoman dan tisu, jangan dicampur dengan limbah domestik atau rumah tangga,” ujarnya, Kamis (29/7/2021).

Dikarenakan banyaknya kekhawatiran warga terkait penularan melalui sampah sisa isoman, jika tidak dikelola dan dibuang sembarangan ke TPS.

Machli meminta agar setiap limbah warga yang menjalani isoman untuk terlebih dahulu dikumpulkan dan memasukkannya secara mandiri ke dalam kantong plastik berwarna kuning.

“Ini untuk membedakan mana limbah domestik dan limbah B3 seperti masker dan tisu bekas warga isoman,” ujarnya.

Ia juga meminta kepada warga yang menjalani isoman untuk berkoordinasi dengan RT dan Puskesmas setempat terkait sampah yang dihasilkannya selama menjalani isoman.

“Kami minta setiap Puskesmas untuk ikut serta dalam penanganan limbah B3 dari warga yang menjalani isolasi di rumahnya. Minimal berkoordinasi dengan pihak RT setempat,” imbuhnya.

Selain itu, ia juga mengakui bahwa saat ini Pemko Banjarmasin masih belum memiliki incenerator sebagai tempat pemusnahan limbah medis.

Sehingga ia mengharapkan kerjasama masyarakat agat bisa mengelola sampah B3 bekas warga isoman, dengan menguburnya dalam tanah. Dengan catatan dibungkus dengan rapat.

“Seyogyanya, limbah B3 itu memang harus dibuang di tempat khusus. Namun kita akui, saat ini memang belum memiliki incinerator karena masih belum selesai proses lelang. Tapi kita tekankan lagi kalau ini adalah tanggungjawab kita bersama,” pungkasnya.(fachrul)

Editor : Amran