Circular Economy Prioritas Pembangunan IKN, Kalsel Sebagai Gerbang dengan Konsep Babussalam

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi momen bagi Indonesia untuk lebih dikenal dunia. Hal itu karena konsep pembangunan kotanya berupa ekonomi sirkular atau circular economy.

Hal ini menjadi tren pembangunan kota masa depan karena terkait dengan perubahan iklim. Nantinya, IKN akan lebih cepat dikenal dunia.

“Harapannya, konsep pembangunan economy circular di IKN ini tertular ke banyak kota lainnya di tanah air, sehingga kita makin dikenal di dunia,” ucap Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas, Medrilzam dalam diskusi virtual bertajuk “Menyongsong Ibu Kota Negara Circular” yang digelar Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) di Jakarta, Kamis (28/7/2022).

Medrilzam menjelaskan, konsep ekonomi sirkular menjadi sangat penting dalam pembangunan kota. Karena 80 persen emisi global itu bersumber dari akitivitas ekonomi di kota. Kota juga merupakan penyumbang sampah dan polusi terbesar di dunia.

Makanya, lanjut Medrilzam, IKN Nusantara dikembangkan dengan konsep ekonomi sirkular agar menjadi kota yang berkelanjutan, sehat, produktif, efisien, inovatif dan ramah sesuai dengan yang disampaikan Presiden Joko Widodo sendiri.

Konsep ekonomi sirkular, tambah Medrilzam, terus berkembang, bukan hanya terkait dengan sampah tetapi cakupannya luas, termasuk bagaimana mengurangi penggunaan sumber daya alam (SDA). Menggunakan barang yang sama dalam jangka waktu yang lama dalam satu siklus produksi.

Di dunia memang belum ada negara yang 100 persen menggunakan konsep sirkular. Tetapi di Inggris dan Finlandia sudah ada kota yang menerapkannya.

Pembangunan kota dengan konsep sirkular ekonomi ini akan menjadi tren ke kedepan karena berkaitan dengan upaya mengatasi perubahan iklim.

“Juga menyangkut upaya menjaga keanekaragaman hayati,” tuturnya.

Baca Juga : Kawal Pembangunan IKN Nusantara, Begini Strategi PLN

Baca Juga : Konferprov PWI Kalsel Akan Dihadiri Ketua PWI Pusat

Ketua Komite Komunikasi, Media dan Penghargaan PII, Lucia Karina meminta agar pembangunan di IKN harus menggunakan sumber daya energi yang berkelanjutan. Terlebih lagi di Kalimantan Timur ada banyak potensi sumber daya energi baru dan terbarukan, sehingga harus dimanfaatkan.

Lucia juga meminta agar pemerintah membangun infrastruktur persampahan, bukan hanya infrastrukturnya tetapi membangun manajemen di antara rantai pasok tersebut.

“Misalnya baja-baja itu kita koneksi kan dengan industri, begitu juga tekstil, ada tukang tadahnya. Nilai eknominya luar biasa kalau kita lihat yang dilakukan India dan China mereka lakukan itu,” ucap Lucia.

Baliho selamat datang di kawasan Bandara Internasional Syamsuddin Noor, Banjarbaru.

Pemerintah juga lanjut Lucia harus memberi kemudahan dalam bentuk fiskal agar industri mau menciptakan ekosistem bisnisnya, membangun rantai pasoknya.

Dalam kesempatan yang sama, Southheast Asia Director Institute for Transportation and Development Policy (ITDP), Faela Sufa berharap agar pembangunan IKN harus benar-benar mengurangi polusi. Sufa lantas menyoroti tingginya kontribusi kendaraan bermotor di tanah air terhadap pencemaran udara.

“Di IKN harus kurangi kendaraan bermotor. Apalagi konsepnya di sana mikro mobility. Saya lihat itu yang masih kurang saat ini. Padahal, mestinya utamakan jalur untuk pejalan kaki, sepeda. Kurang penggunaan kendaraan pribadi. Untuk kendaraan bermotor khusus untuk kalangan tertentu saja,” pungkasnya.

Sementara untuk menciptakan kondisi kota zero carbo, menurut Sufa, IKN Nusantara harus langsung menerapkan sistem elektrifikasi transportasi publik dan sistem transportasi yang terintegrasi. Terutama agar bisa terintegrasi dengan tata guna lahan.

“Jadi, hal ini bisa dicapai jika moda utama adalah pejalan kaki dan pesepeda. Hal ini memperhatikan implikasi dari penggunaan tata guna lahan dan juga radius dari KIPP sendiri yang 5 KM itu sangat memungkinkan untuk dilakukan mobilitas dengan bersepeda,” ujarnya.

Maka dari itu, tambah Sufa, pembagian ruas jalan harus menempatkan pejalan kaki sebagai yang utama dan diikuti oleh jalur sepeda.

Hal ini, tegas Sufa, belum dilihat dalam design IKN Nusantara saat ini.

“Kemarin saya lihat, itu 50 persen masih dipergunakan untuk kendaraan pribadi
atau mobil. Ini sangat bertentangan dengan target IKN yang tertuang dalam undang-undang,” pungkasnya.

Sementara itu, Kalimantan Selatan (Kalsel) turut mempersiapkan pembangunan seiring proyek IKN berproses. Sebagai provinsi tetangga, Kalsel akan menjadi gerbang IKN.

Gubernur Kalsel Sahbirin Noor menyatakan, visi Kalsel 2021-2026 adalah Kalsel Maju Sebagai Gerbang Ibu Kota Negara. Dia memaparkan, kata ‘Maju’ bermakna terus maju ke depan dan juga kepanjangan Makmur, Sejahtera dan Berkelanjutan.

“Kalsel dinyatakan sebagai gerbang IKN, karena letaknya berdampingan langsung dengan IKN Nusantara yang berada disebalah timur Kalsel. Jadi pantas dan cocok lah apabila Kalsel bergelar Kalsel Babussalam,” ucapnya belum lama tadi.

Gelar Babussalam yang disematkan Paman Birin, sapaan akrabnya gubernur adalah dari bahasa Arab yang berarti pintu keselamatan. Istilah Babussalam Salam dipakai karena kentalnya nuansa religi di Kalimantan Selatan.

“Berharap semua masyarakat Banua dapat selamat dunia dan akhirat, serta seluruh umat manusia yang mau memasuki IKN Indonesia yang berada di Nusantara melalui jalur Kalsel dapat pula selamat dunia dan akhirat,” pungkasnya. (rizqon)

Editor : Akhmad