Ciptakan Kenyamanan, DLH Tabalong: Terapkan Kantor Ramah Lingkungan

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Rowi Rawatiance ketika diwawancari wartawan Klikkalsel.com, Senin (6/9).

TANJUNG, Klikkalsel.com – Guna menciptakan kenyamanan dalam lingkungan perkantoran, diperlukan penerapan prinsip Kantor Ramah Lingkungan (Eco Office).

“Perkantoran Ramah Lingkungan merupakan perkantoran yang menjalankan prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tabalong, Rowi Rawatiance di Kantor, Senin (6/9).

Ia mengatakan, secara aktual prinsip tersebutlah yang diterapkan dan harus dibangun di perkantoran. “Tidak hanya di DLH, seharusnya seluruh kantor harus menjadikan contoh,” ujarnya.

Ia menjelaskan, hal mendasar dalam menciptakan Perkantoran Ramah Lingkungan ialah komitmen bersama.

“Mulai dari pimpinan sampai tingkat paling bawah harus berkomitmen untuk menerapkan Perkantoran Ramah Lingkungan,” katanya.

Kemudian, berkaitan dengan pengelolaan sampah. Kantor juga menjadi salah satu penghasil sampah, seperti kertas, kemasan plastik dan sampah organik.

“Masih banyak sampah yang bisa dimanfaatkan kembali, seperti kertas dan plastik juga sampah organik sisa dari kegiatan rapat dll,” tuturnya.

Dalam pengelolaan sampah, Rowi melanjutkan, sampah dapat dikurangi dan di pilah serta di olah kembali khusus sampah organik dapat diolah menjadikan kompos.

Ia menambahkan, selain pengelolaan sampah, melakukan penghematan energi di perkantoran juga perlu diperhatikan, “Seperti penghematan listrik dan air, itu juga sangat ramah lingkungan,” ujar Rowi.

Kemudian, hal penting lainnya yang bersangkutan dengan perkantoran ramah lingkungan ialah menciptakan kebersihan dan kenyamanan kantor serta memastikan ketersediaan ruang terbuka hijau di perkantoran.

“Semuanya itu merupakan kebutuhan kita untuk memberikan kenyamanan,” katanya.

Menurutnya, penerapan Perkantoran Ramah Lingkungan sesungguhnya sudah dilakukan dan sudah menyatu dengan perilaku individu. Namun hal ini belum dilakukan secara masif disebuah perkantoran, dikarenakan belum adanya komitmen bersama, kesadaran bersama dan kebutuhan yang sama akan kebersihan dan kenyamanan kantor.

“Ketika komitmen sudah terbangun, tinggal memoles agar betul-betul disadari dan dapat dilakukan bersama,” tambahnya.
(Dilah)

Editor: Abadi