Cerita Mistis, Dibalik Keindahan Bukit Matang Keladan

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Di balik keindahan objek wisata Bukit Matang Keladan, di kawasan waduk Riam Kanan, Desa Tiwingan Lama, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar. Rupanya menyimpan cerita mistis yang bikin bulu kuduk merinding.

Menurut cerita yang berkembang di masyarakat sekitar, Matang Keladan dijaga sosok gaib berwujud macan.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pesona Riam Kanan, Julfani menuturkan, sebelum Matang Keladan pupuler seperti sekarang, banyak kisah warga setempat yang melihat macan. Sebab dulunya kawasan Matang Keladan adalah hutan meranti.

Makanya, kata dia, nama Matang Kaladan berasal dari kata ‘Matang’ yang berarti gunung dan ‘Kaladan’ yang merupakan pohon meranti berukuran sangat besar.

“Sekarang pohon Merantinya sudah banyak ditebang untuk kebutuhan produk kayu,” ujarnya.

Diceritakannya lagi, dulu banyak warga yang nekat masuk dan kebanyakan lari saat melihat penampakan macan. Bahkan, beberapa warga juga sering mendengar auman macan pada malam hari.

Tak jauh beda, Rahmad warga sekitar, ia menuturkan, dulu orang tuanya sering masuk Bukit Matang Keladan untuk mencari kayu meranti bersama dengan beberapa orang temannya.

“Jika memasuki senja hari terdengar auman macan. Sesekali suara itu muncul dari balik pohon besar, dan tak jarang kelebatan hewan macan terlihat berjalan di antara pohon pohon tersebut,” ucap Rahmad yang mendengar dari cerita bapaknya.

Menurut cerita warga sekitar, macan gaib tersebut merupakan penunggu hutan pohon meranti, sebab hanya terlihat beberapa saat dan menghilang.

“Tapi jangan coba-coba untuk menantangnya sebab bisa celaka,” katanya.

Lalu seiring perkembangan, Matang Keladan kini menjadi salah satu objek wisata yang cukup diminati warga Kalsel. Sehingga cerita itu pun mulai pudar.

Bahkan, objek wisata Matang Kaladan ini menjadi salah satu kawasan wisata terbaik yang ditetapkan Menteri Pariwisata RI dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di bawah naungan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) setempat pada 2015 lalu. (azka)

Editor : Akhmad