Cegah Radikalisme dan Terorisme, FKPT Kalsel Gandeng Guru Agama Sebagai Pelopor Moderasi Beragama di Sekolah

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme Kalimantan Selatan (FKPT Kalsel) menggelar webinar internalisasi nilai-nilai sosial dan budaya dengan pembentukan guru agama sebagai pelopor moderasi beragama di sekolah, Senin (26/7/2021).

Webinar itu dihadiri Direktur Pencegahan Badan Nasional Pencegahan Teroris (BNPT), Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid dan dua pemetari diantaranya Rektor UIN Antasari Banjarmasin Prof. DR. H Mujiburrahman dan Rifai selaku guru Global Compassionate School (GCS) juga sebagai Ketua Pendidikan Paradise Islamic School.

Ketua FKPT Kalsel, Aliansyah Mahdi mengatakan, FKPT Kalsel merupakan perpanjangan tangan BNPT menggelar kegiatan tersebut bertujuan memberikan pemahaman tentang modernisasi beragama di sekolah bagi guru-guru agama guna mencegah paham radikalisme dan terorisme di kalangan milenial.

“Karena radikal dan terorisme adalah kejahatan luar biasa yang tidak bisa diatasi hanya sebagiannya saja,” ujarnya.

Oleh karena itu, kata Aliansyah Mahdi, mengatasi radikal dan terorisme diperlukan peran serta semua unsur kompon masyarakat.

“Jadi ini salah satunya upaya untuk melakukan penanggulangan dan pencegahan terorisme oleh FKPT dan BNPT melakukan wibiner moderasi beragama,” ucapnya.

Ia mengungkapkan, sasaran dari kegiatan tersebut di prioritaskan untuk guru atau pengajar agama di sekolah-sekolah atau bidang pendidikan pada umumnya dengan alasan mereka merupakan orang yang pertama mengajarkan pengetahuan tentang bertanggung jawab dalam beragama.

Disamping itu, Zainal Helmie selaku Kepala Bidang (Kabid) media, hukum dan Pers menambahkan, sebanyak 100 orang lebih peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, guru-guru atau tenaga kependidikan dan tokoh agama mengikuti kegiatan wibiner tersebut. Pihaknya beranggapan kedepannya melalui mereka diharap bisa menangkal terorisme.

“Karena beberapa temuan, kebanyakan yang terpapar radikal dan terorisme adalah anak muda (Kalangan Milenial) antara usia 18 hingga 23 tahun,” jelasnya.

Atas dasar itu, pihaknya melibatkan tenaga pengajar tersebut, baik guru, dosen dan tokoh agama untuk menyampaikan paham radikal dan terorisme. Baik di sekolahnya maupun lingkungan pergaulan.

“Seperti kata narasumber Prof. DR. H Mujiburrahman Rektor UIN Antasari Banjarmasin, radikalisme dan terorisme itu bukan hanya menyangkut agama tetapi lebih kepada perorangan,” kata Zainal Helmie.

“Diperlukan keseimbangan hidup seperti keadilan dalam bermasyarakat dan jangan sampai terjadi kejomplangan antara kaya dan miskin. Termasuk sosial, budaya dan agama,” sambungnya.

Selain itu, ia juga mengungkapkan terorisme tersebut bukan hanya Islam saja. Namun pelaku-pelakunya adalah oknum dari agama lain.

“Bukan masalah agamanya, tapi radikalnya perorangan itu yang menyebarkanya melalui media sosial,” tegasnya.

Sementara Kepala Bidang (Kabid) Perempuan dan Anak Mariatul Asiyah, menambahkan dalam kontek kegiatan mendorong moderasi beragama tersebut seperti dikatakan Ketua FKPT pihaknya memerlukan sinergi dengan banyak pihak. Diantara bersama para pengajar mulai dari Taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi atau universitas.

Karena sudah sering ditemukan dan sudah banyak kasus dari jenjang tersebut yang terpapar radikal.
Sehingga sangat diperlukan peran para pengajar untuk mencari cara dan strategi lebih tepat guna mengatasi radikal melalui nilai nilai agama kepada anak-anak dengan cara menyenangkan, kreatif serta inovatif.

“Jadi FKPT Kalsel mendorong bagaimana para guru dan pengajar termotivasi serta bagaimana mereka dapat bertanggung jawab untuk menjaga anak anak itu agar sebagai generasi kedepan atau penerus bisa berkehidupan beragama, berbangsa dan bernegara dengan nyaman dan damai,” pungkasnya.(airlangga)

Editor : Amran