BANJARMASIN, klikkalsel.com – Bulan Rajab dalam agama Islam menjadi salah satu bulan yang sangat dimuliakan. Karena di bulan ini ada salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam, dimana di bulan ini terjadi peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW.
“Isra artinya perjalanan bumi dan Miraj artinya perjalanan naik ke atas langitan,” ujar Ustadz Muhammad Maulana Al-Kelayani, Jumat (17/2/2023).
Lebih jelas, kata Ustadz Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Mekah menuju Yerusalem. Sementara Miraj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW menuju Sidratul Muntaha atau langit ke tujuh.
Jadi Isra Miraj adalah perjalanan satu malam Nabi Muhammad SAW yang ditemani oleh Malaikat Jibril dari Masjidil Haram, Mekkah menuju ke Masjidil Aqsa, Yerusalem lalu naik ke Sidratul Muntaha atau langit ke tujuh untuk mendapatkan perintah sholat lima waktu dari Allah SWT.
Peringatan Isra Miraj jatuh pada 27 Rajab. Sidratul Muntaha menjadi tujuan akhir perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW untuk menerima perintah sholat lima waktu dari Allah SWT.
Peristiwa Isra Miraj ini telah difirmankan Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Isra ayat 1 yang artinya berbunyi sebagai berikut.
Baca Juga Amalan Doa pada Jumat Terakhir Bulan Rajab
Baca Juga Manfaat Puasa di Bulan Rajab
“Maha Suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS. Al-Isra: 1)
“Sebelum di Isra Mirajkan, kesucian Nabi ditambah lagi oleh Allah SWT. Karena itu alangkah baiknya kita sebagai umatnya juga mensucikan hati dari pada perbuatan dosa dan kemaksiatan,” ucap ustadz.
Dalam perjalanan itu, Nabi Muhammad SAW diberikan kendaraan seekor hewan bernama Buraq. Kendaraan ini dijelaskan dalam hadits melaju sangat cepat hingga dapat membantu Rasulullah SAW mempersingkat waktu perjalanan hanya dalam satu malam.
Diperjalanan itu, Nabi Muhammad SAW mampir ke tempat dimana Nabi Musa berteduh atau berhenti dari kejaran Firaun yaitu Madian. Kemudian beliau juga berhenti di sebuah tempat bernama Tursina, yaitu tempat dimana Nabi Musa mendengarkan munajat dari Allah SWT.
“Hingga ke Baitullah yang merupakan tempat kelahiran Nabi Musa,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, perjalanan Rasulullah SAW tidaklah mudah, dimana beliau juga mendapat gangguan dari Jin Ifrit saat melakukan Isra Miraj.
“Saat itu Malaikat Jibril yang juga menemani perjalanan Nabi memberitahu agar Nabi bisa meminta perlindungan dari Allah SWT,” ceritanya.
Lebih lanjut, dalam perjalanan Nabi Muhammad juga ditunjukan berupa segerombolan manusia yang mempertanggung jawabkan atas dirinya melakukan perbuatan dosa dan maksiat.
“Seperti segerombolan manusia yang memecahkan kepalanya sendiri lantaran berat menjalankan ibadah sholat,” tuturnya.
Ada banyak yang disaksikan oleh Nabi Muhammad SWT atas apa yang telah di lakukan manusia di dunia baik berbuat dosa, maksiat maupun amal ibadahnya nanti.
“Demikian kisah tentang bagaimana peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi,” pungkasnya. (airlangga)
Editor: Abadi