BANJARMASIN, klikkalsel.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir rob (banjir pesisir) yang mengancam wilayah pesisir Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam waktu dekat.
Peringatan ini menyusul adanya prediksi pasang maksimum air laut yang dipicu oleh fase bulan purnama, yang dikenal dapat menyebabkan peningkatan signifikan tinggi muka air laut di sejumlah wilayah pesisir.
Kepala BMKG Stamet Syamsudin Noor, Ota Welly Jenni Thalo mengungkapkan, diprediksi beberapa wilayah berpotensi menimbulkan banjir rob. Berdasarkan data water level serta pantauan pasang surut, fenomena ini diprediksi akan terjadi dalam dua rentang waktu berbeda di wilayah selatan dan tengah Kalimantan Selatan.
“Pasang maksimum akibat pengaruh fase bulan purnama berpotensi terjadi mulai 10 hingga 21 Juni 2025, dengan dua wilayah utama terdampak yaitu pesisir Tanahbumbu-Kotabaru dan muara Sungai Barito,” jelas Ota Welly Jenni Thalo.
Baca Juga Gempa 4,8 M, BMKG Kalsel: Gempa Dangkal Akibat Patahan Meratus
Baca Juga BMKG Perkirakan Akan Ada Hujan Hari Minggu Ini, Jemaah Haul Diimbau Bawa Payung dan Mantel
Untuk wilayah wilayah Pesisir seperti Tanah Bumbu dan Kotabaru diperkirakan pada 10–17 Juni 2025, pukul 05.00 – 10.00 Wita. Di mana ketinggian maksimum pasang mencapai 2,9 meter.
Wilayah Muara Sungai Barito (meliputi Barito Kuala, Banjar, Banjarmasin, dan Tanah Laut) 12 – 21 Juni 2025 air pasang hingga 2,8 meter sekitar pukul 09.00 – 15.00 Wita
“Wilayah-wilayah tersebut diperkirakan akan mengalami peningkatan volume air laut yang cukup signifikan, terutama saat terjadi pasang maksimum. Kondisi ini akan berpotensi menimbulkan genangan di kawasan permukiman pesisir, pelabuhan, tambak, hingga lahan pertanian dekat pantai,” katanya.
Menghadapi potensi ancaman ini, BMKG mengimbau kepada seluruh masyarakat yang bermukim atau beraktivitas di sekitar wilayah pesisir agar meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak yang mungkin terjadi.
Ia juga meminta, pemerintah daerah, aparat desa/kelurahan, hingga petugas tanggap darurat untuk melakukan pemantauan dan mempersiapkan langkah-langkah antisipatif. Selain itu, nelayan dan pengguna jasa transportasi laut juga diimbau agar memperhatikan perkembangan cuaca dan kondisi gelombang laut secara berkala.
“Kami mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama mereka yang tinggal di pesisir atau beraktivitas di pelabuhan, tambak, serta kawasan muara sungai. Perhatikan jam-jam pasang maksimum dan amankan barang-barang penting,” pungkas Ota. (azka)
Editor : Akhmad