BANJARMASIN, klikkalsel.com – Berpuasa atau puasa menurut istilah adalah menahan diri dari makanan, minum, hubungan seksual, dan segala yang membatalkan, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Juga sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT dengan disertai niat.
Dijelaskan Ustadz H Tawfiqurrahim melansir dari Rabithah Alawiyah Departemen Tarbiyah Wad Da’Wah mengatakan, puasa secara bahasa (etimologi) berarti, menahan.
“Kemudian menurut istilah syara (terminologi) memiliki artian menahan diri dari perkara yang membatalkan puasa. Mulai terbit Fajar sampai terbenamnya Matahari dengan niat tertentu,” ujarnya, Sabtu (2/4/2022).
Hal ini tertuang dalam Al-Quran pada Surah Al-Baqarah ayat 183 sebagai Dasar wajib puasa.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
‘Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa’ (Al-Baqarah 183)
“Lalu puasa mulai diwajibkan pada bulan Sya’ban tahun kedua Hijriyah,” imbuhnya.
Baca Juga : Sehari Lebih Awal, Jemaah Khusyuk Melaksanakan Ibadah Tarawih di Masjid Al Jihad
Baca Juga : Jelang Ramadhan, Dinas Terkait Diminta Antisipasi Stok Ketersediaan Bahan Pokok
Kemudian, hikmah puasa bagi umat muslim, kata dia, diantaranya agar dapat menahan hawa nafsu, mengurangi syahwat, memberikan pelajaran kepada orang yang kaya untuk merasakan lapar.
“Sehingga menimbulkan rasa kasih sayang kepada fakir miskin dan menjaga dari maksiat.
“Jadi ada 4 syarat sah puasa, diantaranya beragama Islam, berakal, bersih dari haid dan nifas dan mengetahui waktu diperbolehkannya berpuasa,” jelasnya.
Demikian, kata ustadz, tidak sah puasanya bagi orang kafir, orang gila walaupun sebentar, perempuan haid atau nifas dan puasa di waktu yang diharamkan berpuasa, seperti hari raya atau hari tasyriq.
“Terkecuali perempuan yang terputus haid atau nifasnya sebelum fajar maka puasanya tetap sah dengan syarat telah niat, sekalipun belum mandi sampai pagi,” pungkasnya. (airlangga)
Editor: Abadi