Begini Cara Terbaik Menyikapi Covid-19 dalam Pandangan Pakar Terapi SEFT

Kadarisman, Pakar Terapi Spitual Emotional Freedom Technique (SEFT). (istimewa)
TANJUNG, klikkalsel.com – Kadarisman, salah seorang Pakar Terapi Spitual Emotional Freedom Technique (SEFT) di Kabupaten Tabalong, memberikan pandangannya terhadap Covid-19 atau Corona.
Banyak pertanyaan yang datang kepadanya, mulai dari soal seberapa berbahaya virus ini hingga dikaitkan dengan teori konspirasi. Kemudian, bagaimana mencegahnya serta cara menyikapinya apabila terpapar virus ini.
Kepada klikkalsel.com, pria yang akrab disapa Risman ini mengungkapkan, seberapa berbahayanya virus corona biarlah menjadi kajian para medis yang memiliki kompetensi di bidangnya.
Baca Juga : Satu Pasien Positif Covid-19 RSUD Pambalah Batung Sembuh dan Diizinkan Pulang
“Tetapi yang pasti corona ini tidak menimbulkan efek buruk pada orang tertentu. Di sisi lain pada orang tertentu lainnya berakibat fatal,” ungkap pria yang juga selaku Koordinator PPA Healing DAI Tabalong ini.
Lalu, kenapa sebagain besar orang yang positif corona dapat sembuh, bahkan jauh lebih besar dari yang berakibat kematian? Menurut Risman, semua orang sangat rentan terpapar virus corona, karena memang kehebatan virus ini sangat mudah menjangkiti dan menularkan.
Tapi banyak orang kemudian dapat sembuh ketika terkena. Para ahli kesehatan dapat mudah membantu kesembuhan pasien covid, tetapi yang sulit adalah mencegah penyebarannya.
“Oleh karena itu, perspektif saya adalah dampak buruk dari covid ini sejatinya dapat dicegah dengan meningkatkan rasa bahagia dan disiplin diri,” tuturnya.
Dalam pandangan Risman, rasa bahagia erat kaitannya dengan protokol ketuhanan. Sementara, disiplin terkait dengan protokol kesehatan.
“Kenapa rasa bahagia, karena virus ini hanya dapat dilawan dengan mengandalkan imunitas tubuh. Rasa bahagia cara paling efektif meningkatkan hormon antibody,” ujarnya.
Risman menjelaskan, rasa bahagia dapat diolah dengan melatih kelihaian diri dalam bersyukur.
Sebab, orang yang pandai bersyukur dapat memandang setiap persoalan dengan kacamata husnudzon dan tenang. Sehingga kemudian menjadikan diri seseorang memiliki ketahanan psikologis dan fisik yang tidak mudah diagitasi oleh virus apapun.
“Orang boleh saja terkena virus yang sama, tetapi tingkat kesembuhannya bisa berbeda,” katanya.
Bagi Risman, cara terbaik bangsa ini dalam menghadapi pandemik corona adalah dengan mendisiplinkan semua elemen bangsa dan meningkatkan rasa bahagianya. Semua saluran informasi negara jangan menjadi sumber ketakutan bagi publik. Karena ketakutan dan kecemasan dapat mendegradasi imunitas seseorang dan imunitas publik.
Publik pun penting untuk diedukasi, bagaimana mereka harus disiplin menjalani protokol kesehatan. Dalam keadaan disiplin itu pun bukan jaminan dapat terhindar dari sebaran covid. Maka menjadi penting ketika potensi terpapar itu ada, maka perlu di sampaikan virus ini dapat sembuh dengan mudah.
“Asalkan diri kita tetap optimis dan tidak kehilangan rasa bahagia,” ujarnya.
Risman pun menilai, membahagiakan warga negara itu tugas penting negara melalui pemerintah. Kongkritnya pemerintah mesti memiliki kebijakan yang membahagiakan publik.
Karena menurutnya, selama masa covid-19, ini kebijakan publik seolah menebarkan ancaman dan unhappiness.
“Tulang punggung keluarga disuruh di rumah, tapi ketika mereka kelaparan pemerintah tak memiliki solusi, karena anggaran negara terbatas. Jika hal ini dilanjutkan terus, negara bisa mengalami defisit anggaran. Muaranya ekonomi bangsa terancam dan itu jauh lebih berbahaya,” bebernya.
Lebih lanjut Risman menyampaikan, protokol kesehatan tetap penting, walau sebagian orang ada yang imunnya di atas virus corona.
Pertimbangannya ada tiga hal, pertama jangan sampai sikap masyarakat menyakiti petugas yang berjuang di garda depan.
Kedua boleh jadi masyarakat kebal terhadap paparan virus corona, namun ketika dirinya menjadi media penularan kepada orang yang imunitasnya lemah, itu sudah menjadi kezaliman dan ketiga, kesombongan adalah bukan fitrah diri sebagai manusia.
“Jangan lupa bersyukur dan bahagia. Karena setiap musibah adalah pesan cinta, agar kita dapat melakukan instrospkesi diri,” tutupnya. (arif)
Editor : Akhmad

Tinggalkan Balasan