Batola  

Batik Ride 2024: Vespa, Budaya, dan Persaudaraan di Jalanan

Pecinta vespa riding barang dari Banjarmasin ke Marabahan, Barito Kuala menggunakan pakaian daerah dalam rangka memperingati hari batik Nasional (istimewa)

MARABAHAN, klikkalsel.com – Para pecinta vespa dari Kalimantan Selatan (Kalsel), khususnya Kota Banjarmasin dan Barito Kuala (Batola) menggelar riding bareng menggunakan baju batik dalam rangka memperingati hari batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober kemarin.

Kegiatan Batik Ride 2024 terseb merupakan yang perdana dengan mengusung tema “Bervespa dan Berbudaya” yang dikoordinator Marabahan Scooter Club (MSC) dari Siring Balai Kota Banjarmasin menuju Gelora Kesenian Marabahan, Sabtu (12/10/2024).

Ketua MSC Bayu Hore mengatakan, sebagai pecinta vespa, berkendara dengan motor legendaris ini bukan sekadar soal mesin atau gaya hidup, tetapi juga tentang kebersamaan dan kecintaan terhadap warisan budaya.

“Hal inilah yang menjadi dasar acara Batik Ride 2024, dengan mengusung tema “Bervespa dan Berbudaya”, ujarnya.

Menurutnya, kegiatan ini dirancang untuk memadukan dua elemen penting. Yakni vespa sebagai simbol kebersamaan dan batik sebagai warisan budaya Indonesia.

“Jadi ayo kita bersama-sama menjaga warisan budaya tanah air kita,” ajaknya.

Tak hanya itu, kata Bayu, riding tersebut diharapkan menjadi momen bersejarah bagi komunitas vespa di Kalimantan Selatan. Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, Batik Ride 2024 menawarkan sebuah perjalanan yang sarat makna.

“Para pengendara tidak hanya akan melewati jalanan Banjarmasin menuju Marabahan, tetapi juga merasakan nuansa kebudayaan yang terpancar melalui batik Nusantara dan sasirangan, yang menjadi dress code wajib dalam riding ini,” tegasnya.

Baca Juga : Debat Pilgub Kalsel, Ini Jadwal dan Tema Yang Disuguhkan KPU

Baca Juga : Penyebar Video Syur Pelajar di Martapura Diselidiki Polres Banjar

Ditambahkan Sutri satu diantara anggota MSC mengatakan, bahwa pihaknya tidak hanya mencintai vespa sebagai kendaraan, tetapi juga memandangnya sebagai simbol persatuan.

“Vespa bukan hanya tentang kendaraan, tetapi tentang persaudaraan. Melalui vespa, kami bisa berkumpul, saling mendukung, dan bahkan memperkenalkan budaya Indonesia ke masyarakat luas,” ujarnya.


Sutri sendiri sudah lama menggeluti dunia vespa, ia mengaku bahwa ide menyatukan budaya batik dengan vespa muncul dari kegelisahan pihaknya yang melihat generasi muda semakin jauh dari akar budayanya.

“Saya ingin agar acara ini menjadi jembatan antara generasi muda dan budaya Indonesia, terutama batik dan sasirangan, yang punya nilai sejarah tinggi. Melalui Batik Ride, kami harap kain tradisional ini bisa lebih dikenal dan dihargai oleh masyarakat luas,” jelasnya.

Diketahui, rute yang ditempuh dalam konvoi ini cukup panjang, melintasi Banjarmasin menuju Marabahan, dan berakhir di Gelora Kesenian Marabahan.

Sepanjang perjalanan, masyarakat yang menyaksikan iring-iringan ini tampak antusias, mengabadikan momen tersebut dengan kamera ponsel mereka. Banyak yang terpukau dengan kombinasi gaya klasik vespa dan nuansa batik yang kental.

Setelah sampai di titik akhir, acara tidak berhenti di situ. Para peserta disuguhi berbagai hiburan, termasuk seni mural yang dikerjakan oleh seniman lokal.

Seni mural yang dibuat langsung di lokasi acara menggambarkan perpaduan antara budaya modern dan tradisional, menampilkan vespa sebagai simbol kebersamaan dan batik sebagai lambang kekayaan budaya Indonesia.

Kemudian, semakin meriah dengan penampilan band lokal “MoonRise” yang menghibur para peserta dengan alunan musik mereka diiringi canda dan tawa para pengunjung yang menikmati setiap momen. (airlangga)

Editor: Abadi