Banjir HST Surut, Data Pengungsi Banjir Tidak Jelas

Banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang sudah surut. (Foto : Dayat/klikkalsel.com)

BARABAI, klikkalsel.com – Banjir yang terjadi yang kelima kalinya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) kini mulai perlahan surut. Sejumlah ruas jalan di kota Barabai pun sudah bisa dilewati, namun di ruas jalan yang ada di desa-desa daerah hilir sungai sebagian masih ada yang tergenang air.

Dilansir dari laporan penanganan pengungsi banjir Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang dihimpun oleh Diskominfo HST, Kamis (2/12/2021) pukul 20.00 Wita, Jumlah pengungsi 3.112 jiwa.

Keseluruhan pengungsi tersebut, berada pada titik pengungsian Kecamatan Pandawan, meliputi Desa Matang Ginalon, Hulu Rasau, Palajau, Jaranih, Kayu Rabah, dan Masiraan.

Terlebih, dalam setiap keterangan lokasi tersebut bertuliskan memerlukan logistik, bahan pokok, air minum, hingga gas elpiji.

Baca juga: Pengungsi Banjir HST Terserang Sejumlah Penyakit, Mulai dari ISPA Hingga Febris

Padahal, menurut pemantauan media ini di lapangan, sebagian dari pengungsi tersebut sudah pulang ke rumah masing-masing. Karena, debit air memang sudah menurun.

Mengambil contoh, di lokasi Mesjid Keramat Palajau yang semula memang sudah berjalan pokso, dapur umum, dan tempat pengungsian. Sudah dua hari lokasi tersebut tidak beroperasi.

Para pengungsi dan tim posko setempat sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Lantas data yang dihimpun dan dilaporkan tersebut pun menjadi sebuah pertanyaan keakuratannya.

Menurut keterangan Diskominfo HST, pihaknya menghimpun data melalui para Camat di setiap Kecamatan.

Sesuai arahan Bupati HST pada hari Senin (29/11/2021) dalam RakorTanggap Darurat Banjir, Data pengungsi banjir harus selalu update tercatat dan diexpose baik tempat mengungsi dan jumlahnya agar tepat dalam memberikan pertolongan.

“Begitu juga ada tenaga atau petugas pendamping ditempat pengungsian untuk selalu memonitor kondisi pengungsi,” ungkap Bupati

Selanjutnya, kata bupati, untuk masyarakat yang terdampak tanah longsor perlu penanganan secepatnya. Seterusnya, BPBD bekerja berdasarkan data para camat.

Kemudian, Kalak BPBD HST Budi Haryanto, Selasa (30/11/2021) menyampaikan kepada media ini, pihaknya menghimpun hanya dalam melakukan kaji cepat data saja.

Selanjutnya, setelah kesepakatan dan rakor tanggap darurat, untuk Data BPBD hanya untuk laporan internal saja dan diarahkan untuk mengikuti data yang dihimpun Diskominfo HST.

Dari keterangan data yang diberikan Diskominfo HST, diakui diupdate secara real time 10 jam sekali. Namun, data yang diberikan jauh dari kejelasan sesuai realita dilapangan. Baik itu terkait jumlah real kepala keluarga, jiwa, rumah terendam, posisi, bantuan yang sudah didapatkan dan keperluan mendesak yang memang bergerak secara dinamis.

Sementara itu, Ustadz Supriadi Anggota DPRD HST yang juga berkecimpung di lokasi banjir, terhadap data yang ada terkait jumlah pengungsi harapannya benar berdasarkan kondisi real di lapangan.

Menurutnya, Kalau itu hanya datanya beradasarkan tempat titik pengungsian maka di pastikan tidak valid datanya.

“Sebab ada para pengungsi yg mengungsi di rumah keluarga mereka dan di rumah kawan kerabatnya yang pasti tidak terdata,” tuturnya.

Kemudian, yang paling dikhawatirkan dengan tidak jelasnya pencatatan data yang dilakukan akan berdampak tidak meratanya penyaluran bantuan.

“Kalau datanya tidak jelas, dikhawatirkan ada tercecer dan akan berdampak pada tidak meratanya penyaluran bantuan. Semoga bisa dicermati,” tutupnya.

Berdasarkan laporan terakhir yang didapat media ini, tercatat ada beberapa desa yang masih tergenang. Diantaranya Desa Masiraan, Jaranih, Kayu Rabah yang berada di Kecamatan Pandawan, serta Desa Kasarangan, Mantaas, Sungai Buluh, dan Rantau Bujur dengan debit air yang sudah surut dan menurun. (dayat)

Editor : Akhmad