Ayah Napi Teroris Kelompok Penyerangan Polsek Daha Selatan Bersyukur Si Anak Sudah Sadar

BD sang Ayah ND narapidana kelompok terorisme penyerangan Polsek Daha Selatan. (foto: rizqon/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Masih ingatkah anda kasus penyerangan Polsek Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dua tahun lalu, tepatnya pada Juni 2020 yang menewaskan satu anggota polisi bernama Brigadir Leonardo Latupapua. Pelakunya adalah Abdul Rahman (19) yang terafiliasi ISIS juga tewas dilumpuhkan pihak kepolisian di tempat kejadian.

Selain sang pelaku utama yang merupakan warga wilayah hukum Polsek tersebut, Densus 88 rupanya membekuk ND warga Banjarmasin yang saat itu berusia 23 tahun. Hasil pemeriksaan menunjukkan ND adalah kelompok Abdul Rahman yang mengetahui rencana aksi sang pelaku utama.

Kini ND menjalani hukuman di Lapas Cipinang Kelas I, Jakarta, dengan vonis 6 tahun. Lantas bagaimana kabar ND dan pihak keluarga sekarang?

Densus 88 Antiteror Polri dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalsel melakukan upaya deradikalisasi terhadap ND di lapas dan pembinaan keluarganya di Banjarmasin. Dua tahun menjalani masa hukuman, ND dan pihak keluarga tetap bisa berkomunikasi.

Meski mendekam di lapas, keseharian ND tak luput dari pendampingan BNPT. Dia berkesempatan berkomunikasi dengan sang ayah di Banjarmasin lewat panggilan video.

“Alhamdulillah senang melihat ada perubahan,” ujar sang ayah saat dikunjungi FKPT Kalsel di kediamannya di Kecamatan Banjarmasin Utara, Kamis (10/3/2022).

Peristiwa yang melibatkan anaknya tersebut bagi sang ayah adalah ujian. Pun demikian, dia bersyukur masih ada hikmah yang bisa dipetik. Setidaknya ND tidak turut terlibat langsung di lokasi kejadian.

“Di setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Di setiap kejahatan pasti ada pembinaannya,” ucapnya.

Baca Juga : Kepala BNPT Lakukan Supervisi Kasus Penyerangan Mapolsek Daha Selatan

Baca Juga : Polsek Daha Selatan Diserang Orang Tak Dikenal, Satu Anggota Tewas

Dia berharap pengalaman yang ia rasakan bisa menjadi pembelajaran bagi para orang tua lainnya. Komunikasi dan keterbukaan antara anak dan orang tua, ujarnya adalah salah upaya mencegah sang anak agar tidak salah pergaulan.

“Harus memilih teman-teman yang membawa pada kebaikan,” cetusnya.

BD dikunjungi BNPT dan FKPT Kalsel saat memberikan makan ternak lele.

Sementara itu, dia juga mengucapkan terimakasih kepada BNPT dan FKPT yang juga melakukan pendampingan kebutuhan hidupnya. Ayah ND selama beberapa bulan terakhir mendapat bantuan ternak ikan lele untuk bisa berwirausaha sembari menunggu sang anak bebas.

“Kan saya kurang mampu, Alhamdulillah diberi bantuan ternak ikan lele. Ulun kadang-kadang bekerja, kadang tidak,” pungkasnya.

Sementara itu, Kabid Pemuda dan Pendidikan FKPT Kalsel, Hafizh Ridho menyampaikan bahwa mereka yang terpapar radikalisme adalah korban. Sebab itu, pencegahan radikalisme menyimpang dan pendampingan deradikalisasi adalah tanggungjawab bersama.

“Seperti dikatakan bapak tadi, tidak ingin ada kejadian seperti ini [terorisme]. Dan kita pun sama tak ingin ada lagi kejadian. Namun di setiap kejadian ada hikmah, kita pun lebih perhatian satu sama lain,” tandasnya didampingi Kabid Media Zainal Helmie dan Kabid Agama Sosial-Ekonomi dan Budaya. (rizqon)

Editor: Abadi