HST  

Anak-anak di Kaki Gunung Halau-Halau Akhirnya Mengenal Sosok Pangeran Antasari Lewat Film Perang Banjar

Nonton bareng Film Perang Banjar di Dusun Batu Kambar, Desa Hinas Kiri, Kecamatan Batang Alai Timur, HST.

BARABAI, klikkalsel.com – Puluhan anak-anak Dusun Batu Kambar dan Dusun Kiyu, Desa Hinas Kiri, Kecamatan Batang Alai Timur, Hulu Sungai Tengah (HST) antusias mengikuti kegiatan nonton bareng Film Perang Banjar di lapangan Pasar Baru, Kamis (17/8/2023) malam. Film sejarah yang diproduksi Pemprov Kalsel itu mengisahkan perjuangan masyarakat banua menaklukkan penjajah Belanda.

Film ini dimulai dari sekumpulan anak-anak siswa sekolah dasar dengan gambar sosok Pahlawan Nasional di pecahan uang Rp 2000 itu.

Kemudian anak-anak itu menemui Kakek Birin untuk minta diceritakan sejarah perjuangan Pangeran Antasari menggerakkan masyarakat Banua melawan penjajah Belanda dan menggelorakan semboyan ”Haram Manyarah, Waja Sampai Kaputing”.

Pangeran Antasari menyatukan kekuatan pemberontak terhadap Belanda karena telah dianggap berlaku semena-mena terhadap rakyat kecil. Beberapa pemberontakan yang terjadi di antaranya di Banua Lima, yakni daerah Negara, Alabio, Sungai Bouna, Amuntai dan Kelua yang dipimpin oleh Jalil.

Di Muning, dibawah pimpinan Alim yang menobatkan dirinya sebagai Sultan dengan nama Penambahan Muda dan diikuti pula oleh anaknya yang bernama Sambang dan anak perempuannya yang bernama Saranti (yang kelak nantinya menjadi isteri Pangeran Antasari ).

Baca Juga Warga Dayak Meratus di Kaki Gunung Halau-Halau Turut Meriahkan Peringatan HUT ke-78 RI

Baca Juga Anak-anak Kaki Gunung Halau-Halau Antusias Ikuti Sunatan Massal Pendakian Nasional Merah Putih

Di Tanah Laut dan Hulu Sungai dipimpin oleh Demang Lehman. Di Kapuas Kahayan di bawah pimpinan Tumenggung Surapati.

Gerakan-gerakan itu sebenarnya menghendaki agar yang berkuasa adalah Pangeran Hidayat sesuai dengan amanat Sultan Adam sebagai penguasa terdahulu. Karena yang berkuasa saat itu adalah Pangeran Tamjidillah yang merupakan kaki tangan Belanda dan mendapat dukungan dari Belanda serta bertindak banyak yang merugikan rakyat.

Karena gerakan ini dilakukan secara sendiri-sendiri, sehingga sering menemui kegagalan dalam perjuangannya. Barulah pada saat Pangeran Antasari yang diutus oleh Pangeran Hidayat yang waktu itu sebagai Mangkubumi untuk menyelidiki Gerakan-gerakan itu untuk dipersatukan.

Pangeran Antasari merasa perjuangan para pemberontak sama dengan perasaan jiwa yang ada pada dirinya. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Pangeran Antasari untuk menggalang kekuatan secara bersama-sama dengan para pemberontak bersatu melawan Belanda.

Maka sejak itu perjuangan rakyat Banjar ditengah kondisi krisis dilanjutkan oleh Pangeran Antasari sebagai salah satu pemimpin rakyat yang penuh dedikasi maupun sebagai sepupu dari pewaris kesultanan Banjar Pangeran Hidayatullah.

Seluruh rakyat, para panglima Dayak, pejuang-pejuang, para alim ulama dan bangsawan-bangsawan Banjar dengan suara bulat mengangkat Pangeran Antasari menjadi “Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin”, yaitu pemimpin pemerintahan, panglima perang dan pemuka agama tertinggi.

Pada tanggal 28 April (sumber lain menyebutkan 25 April) tahun 1859, Benteng Belanda di Pangaron, Kabupaten Banjar adalah yang pertama terjadi penyerbuan pasukan rakyat Banjar. Sejak itu Pangeran Antasari sering melakukan perlawanan terhadap Belanda.

Pangeran Antasari adalah salah satu Pejuang yang ahli dalam perang gerilya di pedalaman Kalimantan, beliau adalah pemimpin yang ulet, tabah dan berwibawa serta memiliki kekuatan batin untuk mengikat para pengikutnya kepada tujuan yang mulia. Pangeran Antasari adalah pemimpin yang tidak mementingkan diri sendiri dalam berjuang melawan Belanda.

Tak habis pikir, Belanda berusaha membujuk Pangeran Antasari untuk berdamai dan memberikan ampunan. Tetapi Pangeran Antasari menolak, bahkan beliau mengirimkan surat kepada Geza Hebber (penguasa) di Muara Bahau (Bakumpai) yang isinya menolak semua keinginan Belanda.

Pemutaran film Perang Banjar ini digelar Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) UNISKA Banjarmasin dalam rangka memperingati Hari Jadi Kalsel ke-73 dan HUT ke-78 RI. Ketua Umun MAPALA UNISKA, Fikri mengatakan tujuan pemutaran film sejarah tersebut bertujuan mengenalkan Pahlawan Nasional Pangeran Antasari kebanggaan masyarakat banua kepada warga di kaki Gunung Halau-Halau.

“Sangat senang, warga dan anak-anak setempat sangat antusias mengikuti nonton bareng rangakaian kegiatan Pendakian Nasional Merah Putih Gunung Halau-Halau yang kami laksanakan dari tanggal 14 Agustus sampai 19 Agustus 2023,” pungkasnya. (rizqon)

Editor: Abadi